Sabda Rasulullah SAW : “Belum sempurna iman kalian, hingga aku lebih dicintainya, dari ayah ibunya, dan anaknya, dan seluruh manusia” ........................ " Jadikan Jakarta Kota Sayyidina Muhammad SAW" ..........................." Jadikan Rasulullah SAW Idolamu !"(Shahih Bukhari)

Kamis, 24 Maret 2011

Telaga Al Kautsar

قَالَ رَسُوْلُ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: بَيْنَمَا أَنَا أَسِيرُ فِي الْجَنَّةِ، إِذَا أَنَا بِنَهَر،ٍ حَافَتَاهُ، قِبَابُ الدُّرِّ الْمُجَوَّفِ، قُلْتُ: مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ...؟، قَالَ: هَذَا الْكَوْثَرُ، الَّذِي أَعْطَاكَ رَبُّكَ، فَإِذَا طِينُهُ مِسْكٌ أَذْفَرُ،

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw : “Ketika aku berjalan di sorga, maka kulihat telaga indah, dikelilingi kubah-kubah mutiara yang berlorong-lorong, kukatakan : “apa ini wahai Jibril..?”, ia menjawab :”Ini telaga Al kautsar, yang diberikan untukmu dari Tuhanmu wahai Muhammad (saw). Maka kulihat pasirnya dari misik yang harum dan wangi” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Abadi, Maha Sempurna dan Tunggal dengan kesempurnaan, Tunggal dengan keluhuran , Tunggal dengan cahaya keabadian dan kebahagiaan, Yang menghamparkan alam semesta beserta isinya dari tiada kemudian membagikan kehidupan bagi yang dikehendaki-Nya, dan membuat hamba-hamba-Nya bicara, melihat, mendengar dan bergerak bagi yang dikehendaki-Nya. Tiada satu hamba pun yang mampu berbicara kecuali dengan anugerah-Nya, tiada pula seorang hamba bisa melihat kecuali dengan anugerah-Nya, tiada pula seorang hamba bisa mendengar kecuali dengan anugerah-Nya dan tiada pula seorang hamba bisa bergerak kecuali dengan anugerah-Nya. Tidak ada hamba yang mampu menciptakan penglihatan dari tiada, tiada pula seorang hamba yang mampu menciptakan pendengaran dari tiada , tiada seorang hamba mampu menciptakan tubuh bisa bergerak, dan jika berkehendak Allah mampu mencabut semua itu hingga berhentilah fungsi penglihatan, pendengaran dan gerakannya meskipun mata, telinga dan jasadnya ada, kesemuanya akan diam dan tidak mampu berfungsi dengan kehendak Allah, Yang Maha membatasi kehidupan dengan kehendak-Nya, Maha Lembut dan berkasih sayang khususnya kepada ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Di masa-masa lalu ummat mencapai usia diatas 1000 tahun. Diriwayatkan bahwa nabi Nuh mencapai usia 2500 tahun dan mengemban risalah kenabian selama 950 tahun. Berapa banyak umat terdahulu yang mencapai usia ratusan atau ribuan tahun, ummat yang terpendek usianya adalah ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sangat sedikit sekali yang mencapai usia 100 tahun, namun amal pahala mereka dilipatgandakan 10 hingga 700 kali lipat, itulah kelebihan ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka jika seseorang hidup selama 60 tahun seakan-akan ia seperti hidup 600 tahun, itulah anugerah Allah untuk kita ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Segala Puji bagi-Mu wahai Allah Yang telah memilih kami sebagai pengikut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Meskipun kehidupan yang singkat di muka bumi ini namun Allah melipatgandakan pahala ummat menjadi 10 hingga 700 kali lipat, demikian riwayat Shahih Al Bukhari, bahkan dalam riwayat Shahih Muslim bahwa amal pahala bisa dilipatgandakan hingga 700 kali lipat atau lebih , maka jika 10 tahun usia kita dan kita beribadah selama itu maka ibadah selama 10 tahun itu bisa berubah menjadi 7000 tahun ibadah dengan kehendak Allah. Dan Allah juga memberi anugerah yang lebih baik dari itu yaitu malam Lailatul Qadr, dimana ibadah di malam itu pahalanya lebih dari 1000 bulan. Allah Maha Mampu memberi lebih dari semua itu, bahkan mereka yang telah memiliki tumpukan gunung dosa dan kesalahan, dan jika mereka bertobat Allah akan menggantikan kesalahan-kesalahan mereka dengan kebaikan, sebagaimana firman Allah :

إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

( الفرقان : 70 )

“ Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. ( QS. Al Furqan : 70 )

Orang yang beriman dan yang beramal shalih, Allah akan menggantikan tumpukan gunung-gunung dosa dan kesalahan mereka dengan gunung-gunung pahala. Tidak pernah kita temukan tumpukan dosa diganti menjadi pahala , yang kita tahu jika seseorang berbuat salah maka ia akan dimaafkan tanpa diberi hadiah, namun Allah tidak hanya memaafkan tetapi juga menggatikan dosa-dosa mereka dengan pahala, bahkan Allah memuliakan hamba-hamba yang bertobat . Diriwayatkan didalam Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa Allah subhanahu wata’ala menerima hamba yang bertobat dengan kegembiran dan cinta-Nya, Rasulullah bertanya kepada para sahabat tetang seseorang yang pergi membawa seluruh hartanya dengan tunggangannya dan setelah ia kelelahan ia pun tertidur dan ketika terbangun, tunggangan dan semua hartanya tidak ada, maka Rasulullah bertanya kepada para sahabat bagaimana kesedihan orang itu, maka para sahabat berkata : “pastilah orang itu sangat sedih wahai Rasulullah”, maka setelah orang itu berjalan jauh dan tidak pula menemukan tunggangannya ia pun kelelahan dan tertidur, setelah ia terbangun ia melihat harta dan tunggangannya ada di hadapannya, maka Rasulullah bertanya bagaimana kegembiraan orang itu, para sahabat menjawab : “pastilah dia sangat gembira wahai Rasulullah”, maka Rasulullah menjawab : “Sungguh Allah lebih gembira menerima taubat seseorang yang penuh dosa dibandingkan kegembiraan seseorang yang kehilangan seluruh hartanya kemudian hartanya kembali kepadanya”. Allah tidak membutuhkan taubat kita, namun samudera kasih sayang-Nya memeluk dan mencintai hamba yang bertobat, oleh sebab itu hamba yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dimana beliau selalu beristighfar sebanyak 70 kali dalam setiap harinya, padahal Rasulullah tidak mempunyai dosa, namun beliau hanya ingin lebih mencapai derajat yang mulia sebagaimana firman Allah :

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

( البقرة : 222 )

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” ( QS. Al Baqarah : 222 )

Jika muncul bisikan syaitan yang berkata: “jika engkau taubat dari sekarang, kemudian kembali berbuat dosa, maka engkau termasuk dalam kelompok orang-orang munafik”. Sungguh demi Allah tidak demikian, karena Allah tidak akan pernah berhenti dan bosan menerima tobat hamba-Nya. Allah berfirman dalam riwayat Al Imam Ahmad :

يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ

“ Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau”

Jika dosa seorang hamba memenuhi hingga ke ujung langit pun Allah tetap akan mengampuni, saat ini baru ditemukan galaksi terbaru, yang bernama galaksi Andren yang jaraknya 70 tahun kecepatan cahaya, dan kecepatan cahaya adalah 300.000 Km/detik namun belum juga ditemukan ujung langit,,, Allah berfirman jika dosa hamba menumpuk hingga memenuhi langit maka akan Allah ampuni. Adakah yang lebih indah dari Allah, adakah yang lebih pemaaf dari-Nya, adakah Yang lebih berhak dicintai dan dirindui dari diri-Nya, dan indahnya sambutan Allah terhadap hamba yang merindukan-Nya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Al Bukhari:

مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ

“ Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah, maka Allah pun ingin berjumpa dengannya”

Jika seseorang rindu kepada Allah maka Allah pun rindu kepada-Nya, inginkah melihat Yang Maha Indah dan Maha Baik Yang menciptakanmu dari tiada, dan senantiasa memaafkan dosa-dosa dan kesalahanmu, dan Yang menyiapakan istana-istana di surga yang semakin detik bertambah indah, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

( السجدة : 17 )

“Tak seorangpun mengetahui berbagai ni'mat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan” ( QS. As Sajadah : 17 )

Manusia tidak mengetahui sesuatu yang telah disiapkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk mereka sebagai balasan amal-amal mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam hadits qudsy :

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

“ Telah Kusiapkan untuk hamba-hambaKu sesuatu yang tidak pernah dilihat mata, tidak pula didengar telinga, dan tidak pernah terlintas dalam sanubari manusia”

Abadi dalam keindahan di surga, dan keindahan itu dalam setiap waktu dan kejap semakin indah, itulah yang disiapakan untuk para perindu Allah, siapa mereka? Mereka adalah orang yang banyak megingat Allah,

مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا كَثُرَ ذِكْرَهُ

" Barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka banyak menyebutnya"

Maka beruntunglah mereka yang hadir di majelis dzikir , karena ia telah diizinkan Allah untuk duduk bersama orang-orang yang dirindukan dan merindukan Allah. Kebahagiaan, ketenangan, kesejahteraan, keluhuran, kesucian dan kemuliaan adalah milik-Nya yang diberikan kepada yang dikehendaki-Nya terlebih lagi kepada mereka yang memintanya. Dan rahasia keluhuran di malam hari ini, kita berkumpul dalam kemuliaan memenuhi undangan Allah untuk mencapai ridha-Nya, karena orang yang berdzkir bersama mengingat Allah maka Allah akan mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih mulia di langit.

Langit mengenal nama-nama yang suka menyebut nama Allah . Semoga Allah mejadikan kita dalam kelompok mereka, kelompok orang yang banyak berdzikir . Orang yang banyak berzikir adalah orang-orang yang hatinya ditenangkan oleh Allah, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

( الرعد : 28 )

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” ( QS. Ar Ra’d : 28 )

Dengan mengingat Allah hati akan tenang, bagaimana hati akan tenang jika permasalahan dan kesedihan masih merundung kita, maka hal ini menunjukkan bahwa orang yang berdzikir akan tenang hatinya dan berarti akan diselesaikan permasalahannya. Perbanyaklah dzikir dalam segala aktifitas dan dimana pun berada, setiap kali ada kesempatan. Jika iseng untuk kirim sms dengan teman boleh-boleh saja di waktu senggang namun tetap sambungkan hati dengan Allah, sehingga hati bergetar mengingat-Nya . Dan ingatlah detik-detik saat namamu dipanggil menghadap-Nya “Fulan bin fulan maju kehadapan Allah”.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits yang kita baca tadi dan mengingatkan pada firman Allah subhanahu wata’ala :

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ ، إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

( الكوثر : 1-3 )

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni'mat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah, sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus “ ( QS. Al Kautsar : 1-3 )

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ saat aku berada di surga ( di malam mi’raj ) , aku melihat telaga yang sangat indah dikelilingi kubah-kubah mutiara yang berlorong-lorong dan tanahnya adalah minyak wangi yang terharum”, mungkin akal tidak menerima bagaimana tanahnya berupa minyak wangi?, sungguh tidak terlintas dalam fikiran kita karena pijakan kaki pastilah berupa tanah atau benda keras, namun disini pijakan kakinya adalah minyak wangi. Bisa tenggelam dong? tidak akan tenggelam, dengan kehendak Allah air. Diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar Asqalany dalam Fathul Bari bisyarah Shahih Al Bukhari, berkaitan dengan hal ini beliau menukil riwayat lain dari sayyidina Anas bin Malik beliau berkata : “ Wahai Rasulullah ,aku memohon syafaat kepadamu” , maka Rasulullah berkata : “ Engkau akan bertemu denganku di mizan”. Rasulullah menunggu ummatnya di timbangan amal untuk memberikan syafaat, jika timbangan dosanya lebih berat dari amalnya maka akan diringkan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sayafaatnya . Kemudian sayyidina Anas bin Malik berkata : “ wahai Rasulullah, jika aku selamat di mizan lalu bermasalah di tempat yang selanjutnya?”, maka Rasulullah menjawab : “ Aku juga akan berada di jembatan shirat saat ummatku melintas”. Dalam sebuah riwayat yang tsiqah setiap ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam akan terjatuh ke jurang api neraka, rasulullah memegang tangannya, namun jika dia adalah pendosa besar yang belum sempat bertobat sebelum wafat, maka orang itu yang akan melepaskan tangan nabi sehingga ia pun terjerumus kea pi neraka. Maka sayyidina Anas bin Malik berkata : “ Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan kesulitan di alam selanjutnya maka dimana aku akan menemuimu?” Rasulullah menjawab : “aku berada di telaga haudh”, yang mana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

أَنَا فَرَطُّكُم عَلَى الْحَوْضِ مَنْ وَرَدَ شَرِبَ مِنْهُ، وَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ لاَيَظْمَأُ بَعْدَهُ اَبَدًا

“Aku akan mendahuluimu datang di haudh siapa yang mendatanginya ia pasti akan minum darinya, dan siapa yang meneguknya ia tak akan haus selama-lamannya dan akan datang kepadaku beberapa kelompok yang sudah aku kenali mereka, lalu mereka dihalau dariku.”

Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang telaga Kautsar : “ Aku melihat cangkir-cangkir yang mengitari telaga Al Kautsar yang jumlahnya lebih banyak dari bintang di langit”. Kita mengetahui bahwa galaksi Bimasakti tempat bumi ini terdapat lebih dari 200 miliyar planet , dan galaksi itu jumlahnya mencapai milyaran, maka berapa jumlah cangkir yang mengitari telaga Al Kautsar milik sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam riwayat yang tsiqah disebutkan bahwa jika satu cangkir pecah, dan pecahan cangkir itu jatuh ke bumi maka pecahan itu jauh lebih indah dan lebih berharga dari segala perhiasan yang ada di bumi. Terdapat dua pendapat tentang riwayat ini, yang pertama mengatakan bahwa telaga Kautsar berada di dalam surge, dan ini adalah pendapat yang lebih kuat, dan pendapat yang kedua mengatakan telaga Kautsar berada di surga dan bersambung dengan telaga Haudh yang berada di luar surge. Maka Al Imam Ibn Hajar memadukan dua pendapat ini dan berkata bahwa telaga Haudh adalah telaga dari telaga Al Kautsar yang ada di dalam surga dan bersambung hingga sampai ke telaga Haudh. Jadi telaga Haudh posisinya di luar surga tetapi airnya bersambung hingga ke dalam surga yaitu telaga Al Kutsar. Sedangkan telaga Haudh masih berada di luar surga karena di saat itu ada orang yang terusir dari telaga Haudh sehingga ia dijauhkan dari telaga Haudh dan tidak boleh meminumnya dan dia berada dalam kehinaan, hal itu menunjukkan bahwa telaga Haudh bukan berada di dalam surga. Telaga Kautsar airnya mengalir hingga ke luar surga dan itulah yang disebut telaga Haudh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, sungguh indahnya Allah dalam memuliakan nabi Muhammmad shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga beliau bersabda :

مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي

“Tempat antara mimbarku dan rumahku adalah satu taman dari taman-taman surga. Dan mimbarku berada di atas telagaku.”

Demikian indahnya Raudhah As Syarif di Masjid An Nabawy di samping makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Diantara makam beliau ( makam beliau ) dan mimbar lama beliau adalah taman dari taman-taman surga, mereka yang pernah berangkat Haji atau Umrah mengetahuinya. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany menjelaskan bahwa yang beribadah di tempat itu ia akan mendapatkan syafaat rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan jika sampai ke taman surga maka berarti pula telah masuk ke surga Allah subhanahu wata’ala. Bagi yang belum mempunyai kesempatan untuk berkunjung ke Raudhah As Syarif, meskipun jasad kita jauh namun jadikan hati kita selalu ingin berada di tempat itu, semoga Allah subhanahu wata’ala memasukkan kita dalam kelompok orang-orang yang beribadah di Raudhah As Syarif, di Masjid Al Haram dan tempat-tempat luhur lainnya, amin. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah makhluk yang paling dicintai Allah subhanahu wata’ala, dan beliau adalah makhluk yang paling mulia budi pekertinya, yang paling ramah, yang paling banyak tersenyum, jika beliau diundang oleh orang yang miskin maka beliau terburu-buru untuk segera datang, beliau tidak mau mnegcewakan perasaan siapa pun bahkan hewan pun tidak mau beliau mengecewakannya, demikian indahnya nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan dalam kitab Adab Al Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari ketika Rasulullah berkunjung kepada salah satu rumah kaum Anshar, ketika itu ada seekor burung yang berputar-putar sambil berkicau di atas kepala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan para sahabat ingin menangkapnya karena dianggap telah mengganggu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah berkata : “Siapa diantara kalian yang telah mengagetkan burung ini dengan mengambil telurnya?”, maka salah seorang sahabat berkata bahwa dia yang mengambil telur burung itu, maka Rasulullah memerintahkan untuk mengembalikannya. Tentunya seseorang diperbolehkan untuk mengambil telur seekor burung namun jika burung telah mengadu kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah tidak akan mengecewakannya, sehingga telurnya pun kembali kepadanya, demikian indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah adalah manusia yang paling baik kepada semua makhluk, kepada manusia yang shalih, yang fasik, yang beriman dan yang tidak beriman, yang muslim atau yang non muslim, tidak ada orang yang lebih sopan dari sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Disebutkan dalam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa datang seorang pemuda kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengadukan dosa-dosanya, dan berkata : “wahai Rasulullah , berilah aku hukuman atas dosa-dosa yang telah aku perbuat”, namun Rasulullah hanya diam kemudian turunlah firman Allah subhanahau wata’ala :

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ

( هود : 114 )

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” ( QS. Hud : 114 )

Jika seseorang merasa memiliki banyak dosa maka perbanyakalah amal pahala, karena pahala itu akan menghapus dosa-dosanya. Jangan meremehkan pengampunan Allah, ketahuilah bahwa Allah paling mudah mengampuni dari semua makhluk-Nya, paling mudah memaafkan dari semua yang memaafkan, namun jangan meremehkan tawaran maaf Allah, karena jika Allah membalik hati kita untuk tidak lagi memohon maaf kepada-Nya maka kekallah kita dalam kehinaan, wal ‘iyadzubillah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Dalam kemuliaan wanginya majelis-majelis dzikir, disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa perumpamaan orang yang duduk diantara orang-orang yang berdzikir dan berdoa bagaikan orang yang duduk dengan penjual minyak wangi, tidak membeli minyak wanginya namun ia mendapatkan aroma wanginya, sebaliknya orang yang duduk bersama orang yang sedang berbuat maksiat bagaikan orang yang duduk dengan seorang pandai besi yang sedang bekerja, dimana ia tidak menyentuh besinya, namun ia terkena percikan bara apinya. Maka duduk di mejelis seperti ini namanya akan diingat dan digemuruhkan oleh Allah subhanahu wata’ala ,duduk di majelis ini dilimpahi pengampunan oleh Allah subhanahu wata’ala, duduk di majelis ini mempercepat untuk mencapai tangga-tangga keluhuran dan meninggalkan dosa-dosa. Jika diantara kita masih ada yang belum mampu untuk menjalankan ajaran agama Islam dengan baik, masih sering meninggalkan shalat, masih belum mampu melakukan hal-hal yang diwajibkan dan meninggalakan hal-hal yang diharamkan, maka perbanyaklah doa kepada Yang Maha memberi kekuatan. Manusia adalah tempat kelemahan, tidak ada manusia yang tidak memiliki kesalahan, kecuali para nabi dan Rasul. Rasulullah adalah makhluk terindah dan panutan terindah yang diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala agar kita mencapai keindahan yang terindah yaitu keridhaan Allah subhanahu wata’ala dan memandang indahnya Allah subhanahu wata’ala. Ketika manusia berada di surga yang demikian indah dengan keindahan yang terus bertambah, Allah memanggil penduduk surga sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari :

يَا عِبَادِيْ أَلَا أُعْطِيْكُمْ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ ؟

“ Wahai hamba-hamba-Ku , maukah kalian Kuberi yang lebih baik dari itu ( surga yang megah dan indah) ? “

Maka hamba-hamba itu berkata :

ياَرَبِّ وَأَيُّ شَيْئٍ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ ؟

“ Wahai Allah , apalagi yang lebih baik dari itu ? “

Maka Allah menjawab :

أُحِلَّ عَلَيْكُمْ رِضْوَانِيْ فَلاَ أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أَبَدًا

“ Aku halalkan untuk kalian keridhaan-Ku dan Aku tidak akan murka kepada kalian selama-lamanya “

Keridhaan Allah ditawarkan di masa hidup kita, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Al Imam Abu Daud bahwa siapa yang membaca :

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَ بِالإسْلاَمِ دِيْنًا وَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَ رَسُوْلاً

"Aku ridha Allah sebagai Tuhan, Aku ridha Islam sebagai agama dan Aku ridha Muhammad sebagai Nabi dan utusan (Allah)”

Maka pastilah dia mendapatakan keridhaan Allah subhanahu wata’ala, mungkin kita memandang hal itu terlalu jauh,sebenarnya tidak demikian, jika kita ucapkan dan kita niatkan maka kita akan mendapatkannya, hanya godaan syaitan yang selalu menghampiri kita, mungkin syaitan berbisik : “jika engkau ridha Allah sebagai Tuhanmu maka kau harus melakukan semua yang diperintahkan dan tidak ada yang ditinggalakan, jika tidak, maka jangan mengucapkan Aku ridha Allah menjadi tuhanku” . Bagaimana kita tidak ridha Allah menjadi Tuhan kita?! Jika kita tidak ridha jika Allah menjadi tuhan kita maka tentunya kita akan menyembah tuhan yang lain, namun jika kita menyembah Allah berarti kita ridha Allah menjadi Tuhan kita. Begitujuga jika kita tidak ridha kepada Islam sebagai agama kita maka tentunya kita akan keluar dari Islam , dan jika kita ridha kepada nabi Muhammad sebagai nabi kita maka kita akan memilih nabi lain, namun hal ini adalah tangga yang pertama, semakin dalam cintamu kepada Allah, Rasulullah dan kepada Islam, maka semakin tinggi keluhuranmu.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Saya tidak berpanjang lebar, sekalian mau pamit malam ini malam ini saya akan berangkat ke Dubai penerbangan jam 00.30 WIB untuk menghadap guru mulia Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, kemudian menuju ke Kairo lalu ke Madinah Al Munawwarah selanjutnya ke Tarim Hadramaut, Insyaallah hari Sabtu atau Minggu sudah tiba di Jakarta. Dan selama saya tidak di Jakarta, Majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tetap berjalan dan banyak guru-guru yang akan menggantikan saya untuk hadir di majelis-majelis ini, maka saya titipkan majelis ini kepada jamaah, jangan sampai seperti kejadian di zaman nabi Musa, dimana ketika nabi nya pergi pengikutnya kacau balau, maka saya harap tidak terjadi seperti itu. Selanjutnya kita berdoa bersama semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan keselamatan bagi yang akan berangkat safar untuk Umrah dank e Madinah kemudian perjumpaan dengan Al Allamah Al Arif billah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, dan yang disini semoga selalu dalam penjagaan Allah subhanahu wata’ala…

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.

Selanjutnya qasidah Muhammadun kemudian doa penutup dan talqin oleh guru kita Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, yatafaddhal Masykuraa.
Selanjutnya..

Rabu, 23 Maret 2011

Apa kata non muslim tentang Rasulullah SAW ?

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi…
(QS 33 al-Ahzab:40)

Ya Allah, curahkan shalawat atas junjungan kami Nabi Muhammad dan keluaganya.
Berikut ini adalah kumpulan cuplikan pendek dari berbagai tokoh terkemuka non-Muslim dari kalangan sarjana, penulis, filosof, penyair, politisi, dan aktifis di dunia Timur dan Barat. Perlu diketahui bahwa, tak seorang pun di antara mereka yang kemudian menjadi Muslim. Karena itu, kalimat-kalimat yang dicuplik di bawah ini merefleksikan pandangan pribadi mereka atas berbagai aspek kehidupan Nabi Muhammad s.a.w.

Michael H. Hart (1932- )
Profesor astronomi, fisika dan sejarah sains
“Pilihan saya menempatkan Muhammad di urutan teratas dalam daftar orang-orang yang paling berpengaruh di dunia boleh jadi mengejutkan para pembaca dan dipertanyakan oleh banyak orang, tetapi dia (Muhammad) adalah satu-satunya manusia dalam sejarah yang sangat berhasil dalam dua tataran sekaligus, agama (ukhrawi) dan sekular (duniawi).”
[The 100: A Ranking Of The Most Influential Persons In History, New York, 1978, h. 33]

William Montgomery Watt (1909- )
Profesor (Emeritus) Studi Bahasa Arab dan Islam di University of Edinburgh
“Kerelaannya dalam mengalami penganiayaan demi keyakinannya, ketinggian akhlak orang-orang yang mempercayainya dan menghormatinya sebagai pemimpin, dan kegemilangan prestasi puncaknya —semua itu membuktikan ketulusan hatinya yang sempurna. Tetapi kenyataannya, tak seorang tokoh besar pun dalam sejarah yang sangat kurang dihargai di dunia Barat seperti Muhammad. Menganggap Muhammad sebagai seorang penipu akan menimbulkan lebih banyak masalah ketimbang memecahkannya.”
[Mohammad At Mecca, Oxford, 1953, h. 52]

Alphonse de Lamartine (1790-1869)
Penyair dan negarawan Prancis
“Filosof, orator, utusan Tuhan, pembuat undang-undang, pejuang, penakluk pikiran, pembaru dogma-dogma rasional dan penyembahan kepada Tuhan yang tak terperikan; pendiri dua puluh kerajaan bumi dan satu kerajaan langit, dialah Muhammad. Berkaitan dengan semua norma yang menjadi tolak ukur kemuliaan manusia, kita boleh bertanya, adakah manusia yang lebih besar daripada dia?”
[Histoire De La Turquie, Paris, 1854, vol. II, h. 276-277]

Reverend Bosworth Smith (1794-1884)
Mantan pengawas Trinity College, Oxford
“… Dia Caesar sekaligus Paus; tetapi dia adalah Paus tanpa pangkat Paus dan Caesar tanpa pasukan Caesar. Tanpa tentara tetap, tanpa pengawal, tanpa istana, tanpa pendapatan tetap, jika pernah ada manusia yang memiliki hak untuk mengatakan bahwa dia diperintah oleh Tuhan Yang Maha Benar, dialah Muhammad; karena dia memiliki semua kekuasaan tanpa peralatan dan pendukung untuk itu.”
[Mohammed and Mohammedanism, London, 1874, p. 235]

Mohandas Karamchand Gandhi (1869-1948)
Pemikir, negarawan, dan pemimpin nasionalis India
“…. Saya semakin yakin bahwa bukanlah pedang yang menaklukkan sebuah daerah bagi Islam untuk hidup pada zaman itu. Kesederhanaan yang teguh, nabi yang sama sekali tidak menonjolkan-diri, kesetiaannya yang luar biasa kepada janjinya, kasih sayangnya yang amat besar kepada para sahabat dan pengikutnya, keberaniannya, kepercayaannya yang mutlak kepada Tuhan dan kepada misinya; inilah, dan bukan pedang, yang mengantarkan segala sesuatu di hadapan mereka dan mengatasi setiap masalah.”
[Young India (majalah), 1928, Volume X]

Edward Gibbon (1737-1794)
Dianggap sejarawan Inggris terbesar di zamannya
“Kesuksesan kehidupan Muhammad yang luar biasa disebabkan semata-mata oleh kekuatan akhlak tanpa pukulan pedang.”
[History Of The Saracen Empire, London, 1870]

John William Draper (1811-1882)
Ilmuwan, filosof, dan sejarawan Amerika
“Empat tahun setelah runtuhnya kekaisaran Roma Timur (Kaisar Justin), pada 569 Masehi, di kota Makkah, di jazirah Arab, lahirlah manusia yang di antara seluruh manusia telah memberikan pengaruh amat besar bagi umat manusia… Muhammad.”
[A History of the Intellectual Development of Europe, London, 1875, vol.1, h. 329-330]

David George Hogarth (1862-1927)
Ahli arkeologi Inggris, penulis, dan pengurus Museum Ashmolean, Oxford
“Tindak-tanduk kesehariannya, yang serius ataupun yang sepele, menjadi hukum yang ditaati dan ditiru secara sadar oleh jutaan orang masa kini. Tak seorang pun diperhatikan oleh golongan umat manusia mana pun seperti Manusia Sempurna ini yang diteladani secara saksama. Tingkah laku pendiri agama Kristen tidak begitu mempengaruhi kehidupan para pengikut-Nya. Selain itu, tak ada Pendiri suatu agama yang dikucilkan tetapi memperoleh kedudukan mulia seperti Rasul Islam.
[Arabia, Oxford, 1922, h. 52]

Washington Irving (1783-1859)
Terkenal sebagai “sastrawan Amerika pertama”
“Dia makan secara sederhana dan bebas dari minuman keras, serta sangat gemar berpuasa. Dia tidak menuruti nafsu bermewah-mewah dalam berpakaian, tidak pula ia menuruti pikiran yang sempit; kesederhaannya dalam berpakaian dilatarbelakangi oleh sikapnya yang tidak mempedulikan perbedaan dalam hal-hal yang sepele…. Dalam urusan pribadinya dia bersikap adil. Dia memperlakukan kawan dan orang asing, orang kaya dan orang miskin, orang kuat dan orang lemah, dengan cara yang adil. Dia dicintai oleh rakyat jelata karena dia menerima mereka dengan kebaikan hati dan mendengarkan keluhan-keluhan mereka…. Keberhasilan militernya bukanlah kemenangan yang sia-sia dan sekali-kali tidak membuatnya merasa bangga, karena tujuan semuanya itu bukan untuk kepentingan pribadinya. Ketika dia memiliki kekuasaan yang amat besar, ia tetap sederhana dalam sikap dan penampilannya, sama seperti ketika dia dalam keadaan sengsara. Sangat berbeda dengan seorang raja, dia tidak suka jika, ketika memasuki ruangan, orang menunjukkan penghormatan yang berlebihan kepadanya.”
[Life of Mahomet, London, 1889, h. 192-3, 199]

Annie Besant (1847-1933)
Teosof Inggris dan pemimpin nasionalis India, Presiden Kongres Nasional India pada 1917
“Siapa pun yang mempelajari kehidupan dan sifat Nabi besar dari jazirah Arabia ini, siapa pun yang mengetahui bagaimana ia mengajar dan bagaimana ia hidup, pasti memberikan rasa hormat kepada Nabi agung itu, salah seorang utusan Tuhan yang luar biasa. Dan meskipun dalam uraian saya kepada Anda akan tersebut banyak hal yang barangkali sudah biasa bagi kebanyakan orang, akan tetapi setiap kali saya membaca-ulang tentang dia, saya sendiri merasakan lagi kekaguman yang baru, menimbulkan lagi rasa hormat yang baru kepada guru bangsa Arab yang agung itu.”
[The Life and Teachings of Muhammad, Madras, 1932, h. 4]

Edward Gibbon (1737-1794)
Dianggap sejarawan besar Inggris di zamannya
“Memorinya (yakni, Muhammad) sangat besar dan kuat, sikapnya sederhana dan ramah, imajinasinya agung, keputusannya jelas, cepat, dan tegas. Dia memiliki keberanian berpikir maupun bertindak.”
[History of the Decline and Fall of the Roman Empire, London, 1838, vol.5, h.335]
Selanjutnya..

Selasa, 22 Maret 2011

Nikmat - nikmah dari Allah SWT

Saudara yang dimuliakan Allah SWT, Alhamdulillah segala puja dan puji kita haturkan kepada Allah Swt yang maha mulia dan maha agung yang sampai saat ini kita masih diberikan nafas untuk hidup di dunia ini, banyak sekali nikmat Allah SWT
yang kita lupakan, hingga kita terkadang jarang bersyukur kepada Allah SWT

Nabi Muhammad SAW telah mencotohkan kepada kita contoh yang sangat berhaga dengan beliau begitu gigihnya dan semangat selalu beribadah kepada Allah Swt dalam keadaan apapun sampai-sampai kakinya bengkak dan air matanya selalu menetes untuk ibadah kepada Allah Swt, Saat Saidah ‘Aisyah ra bertanya, “Bukankah dosa engkau yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni oleh Allah?” Maka beliau saw menjawab, “Tidakkah aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?” (HR Muslim, no 2819).

Kita sebagai ummatnya harus dan wajib mencontoh apa yang telah dilakukan oleh beginda Nabi Muhammad SAW, dari ibadahnya beliau, akhlaknya, adabnya, kehidupannya sehari-hari semuanya harus kita sebagai pengikutnya mengikuti jejak beliau, Wahai ummat islam alangkah beruntungya kita Allah SWT berikan kita Nabi yang mulia, Nabi yang sempurna, Baginda Nabi Muhammad SAW.

Ini Nikmat yang paling besar yang Allah SAW berikan kepada kita, ini wajib kita syukuri, dan kita tidak akan bisa menghitung nikmat-nikmat yang Allah Swt berikan kepada kita, Allah Swt mengatakan : “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.

Nabi Muhammad SAW pun mengajarkan kepada kita agar kita tidak kufur nikmat dan beliau yang mulia selalu berdoa kepada Allah SWT agar terhindar dari pada kufur nikmat, Dalam sebuah riwayat, beliau berdoa yang artinya, “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kehilangan nikmat dari-Mu, dan dari siksaan-Mu yang mendadak, dari menurunnya kesehatan yang Engkau berikan, dan dari kemurkaan-Mu.” (Riwayat Muslim).

Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Jika Allah memberikan kenikmatan kepada suatu kaum, dan Allah lalu meminta kepada mereka agar bersyukur. Maka jika mereka bersyukur, Allah akan menambahkan kenikmatan kepada mereka. Tetapi jika mereka kufur, maka Allah berkuasa untuk menyiksa mereka dengan mengubah nikmat-Nya atas mereka menjadi siksa.” (Riwayat Abu Dunya)

Itulah yang dilakukan oleh orang-orang sholeh yang mereka mencapai derajat tinggi di sisi Allah Swt karena mereka selalu bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang Allah SWT berikan kepada mereka dan mereka jadikan nikmat tersebut untuk tambah cinta dan dekat kepada Allah SWT, siapa orang yang mendapat nikmat dari Allah tapi tidak menambahkan kedekatannya kepada Allah Swt maka ini orang akan mendapat siksa dati Allah. Ibnu Hazm berkata, “Setiap kenikmatan yang tidak menjadikan diri seseorang tidak dekat kepada Allah, maka akan menjadi siksaan.”

Mudah-mudahan Allah SWT selalu memberikan kepada kita nikmat-nikmatnya dan tidak di putuskan nikmat tersebut dengan sebab kelalaian kita, dengan sebab hawa nafsu kita yang jahat. Ya ALLAH ampunkan semua dosa-dosa Ummat baginda Nabi Muhammad SAW. Amin.
Selanjutnya..

Jumat, 18 Maret 2011

Terhapusnya Seluruh Amal Pahala

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ افْتَقَدَ ثَابِتَ بْنَ قَيْسٍ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَا أَعْلَمُ لَكَ عِلْمَهُ فَأَتَاهُ فَوَجَدَهُ جَالِسًا فِي بَيْتِهِ مُنَكِّسًا رَأْسَهُ فَقَالَ مَا شَأْنُكَ فَقَالَ شَرٌّ كَانَ يَرْفَعُ صَوْتَهُ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ فَأَتَى الرَّجُلُ فَأَخْبَرَهُ أَنَّهُ قَالَ كَذَا وَكَذَا فَقَالَ مُوسَى بْنُ أَنَسٍ فَرَجَعَ الْمَرَّةَ الْآخِرَةَ بِبِشَارَةٍ عَظِيمَةٍ فَقَالَ اذْهَبْ إِلَيْهِ فَقُلْ لَهُ إِنَّكَ لَسْتَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ وَلَكِنْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّة (صحيح البخاري)

“Sungguh Nabi saw kehilangan Tsabit bin Qeis ra, maka dikatakan : Wahai Rasulullah (Saw), aku akan mencari tahu dimana ia, maka ditemui Tsabit bin Qeis ra duduk dirumahnya menunduk, ketika ditanya kenapa dg mu?, ia menjawab : aku dalam keburukan, karena mengangkat/mengeraskan suara dihadapan Rasulullah saw, maka terhapuslah seluruh pahalanya dan ia pasti di neraka. Maka dikabarkan pd Rasulullah saw, dan Rasul saw memerintahkan agar Tsabit bin Qeis ra diberitahu, dg kabar gembira yg agung, beliau saw bersabda : “Pergilah padanya, katakan Sungguh kau bukan dari penduduk neraka, tapi dari penduduk sorga” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Limpahan puji kehadirat Allah, yang dengan memujinya terangkatlah hamba-hamba menuju cahaya keterpujian, yang dengan berdoa dan hadir di majelis doa terangkatlah hamba-hamba kepada keluhuran dan kedekatan dengan Yang Maha memuliakan para pendoa, Allah subhanahu wata’ala Yang Maha memuliakan hamba-hamba yang berdzikir dan berdoa, dan sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para hujjatul islam dan para imam bahwa doa ( memohon kepada Allah ) adalah bagian dari dzikir, oleh karena itu perkumpulan dzikir dimuliakan oleh Allah dan yang duduk bersama orang-orang yang berdzikir, atau yang menghadiri majelis dzikir meskipun tanpa berniat berdzikir tetap dimuliakan oleh Yang Maha Memuliakan ahlu dzikir, Allah subhanahu wata’ala, Sang Maha memiliki kerajaan alam semesta ini, Yang Tunggal mengatur dengan kehendak-Nya dan tiada kehendak yang melebihi kehendaknya. jika Allah menghendaki sesuatu maka terjadilah, dan jika Allah tidak berkehendak terhadap sesuatu maka hal tidak akan pernah terjadi. Tidak satu nafas pun bisa bernafas, dan tidak satu sel pun bisa berfungsi kecuali karena kehendak-Nya. Seorang hamba diberi tangan namun jika Allah tidak mengizinkan tangannya berfungsi maka seluruh sel tangannya pun tidak akan berfungsi walaupun ia memilik tangan, atau seorang hamba yang memiliki lidah dan bibir serta mampu berbicara, namun jika Allah menghendaki dia sakit lalu dia tidak lagi bisa berbicara meskipun ia mempunyai lidah dan bibir, Allah Maha Mampu akan hal itu. Begitupula jika Allah berkehendak maka kulit pun akan bisa berbicara, dimana di hari ketika bibir dan lidah kita bungkam dan tidak mampu berbicara di saat itulah kulit dan tulang kita mampu berbicara, maka disaat itu manusia berkata kepada tubuh dan kulitnya, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

لِمَ شَهِدْتُمْ عَلَيْنَا

( فصلت : 21 )

“ Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami? ” ( QS. Fusshilat : 21 )

Maka mereka menjawab :

أَنْطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنْطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

( فصلت : 21 )

“ Yang menjadikan kami dapat berbicara adalah Allah, yang (juga) menjadikan segala sesuatu dapat berbicara, dan Dialah yang menciptakan kamu yang pertama kali dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan ” ( QS. Fusshilat : 21 )

Bahkan api yang hakikatnya panas namun Allah mampu menjadikannya dingin, Allah Maha Mampu menjadikan banjir besar yang menghancurkan dan Allah Maha Mampu menjadikan banjir yang begitu besar hanya sampai di depan masjid, sebagaimana yang terjadi pada tsunami beberapa tahun di Aceh. Setelah kita fahami bahwa seluruh kejadian tidak akan pernah bisa terjadi kecuali dengan kehendak, keinginan dan ketentuan-Nya, maka beruntunglah bagi orang yang mendekat kepada Yang Maha Menentukan, karena setiap gerak-gerik di alam semesta ini dikuasai oleh Allah subhanahu wata’ala. Alam semesta bisa berubah dalam sekejap, kesulitan dalam sekejap bisa berubah menjadi kemudahan, begitu pula kemudahan dalam sekejap bisa berubah menjadi dari kesulitan yang abadi.

Hadirin hadirat, diriwayatkan dalam riwayat yang tsiqah (kuat) ketika seorang raja mengadakan pesta untuk merayakan kekuasaannya yang semakin luas dan kuat, tentaranya yang semakin banyak, harta yang semakin berlimpah, dan semua yang ia inginkan mampu ia perbuat, maka ia merayakannya dengan pesta dan tidak satu pun yang bisa mengganggunya, maka ketika itu datanglah seseorang ke istana raja itu dan mengetuk pintu, maka para penjaga di pintu pertama membukakan pintu, dan orang itu menyampaikan bahwa dia ingin menemui raja, maka penjaga pintu berkata bahwa sang raja lagi mengadakan pesta kemudian mengusirnya. Maka orang itu berpindah ke pintu yang kedua dan mengatakan bahwa ia ingin bertemu raja, penjaga pintu kedua pun berkata hal yang sama, maka orang itu berkata : “aku adalah utusan” namun penjaga pintu kedua tetap mengusirnya, maka ia pun pergi ke pintu yang ketiga dengan mengetuk pintu yang mana ketukan itu seakan membuat guncang seluruh istana dan merobohkan singgasana, ia berkata : “aku adalah malaikat sakaratul maut yang datang untuk mencabut ruh sang raja”, maka raja pun sangat terkejut dan ketakutan, karena jika tamu itu telah datang maka tidak seorang pun bisa menolaknya, dan malaikat itu berada di hadapan sang raja, maka raja itu berkata : “aku baru saja akan meneguk minumanku untuk merayakan pesta kemenangan, maka izinkanlah aku untuk meneguk segelas minuman ini, lalu cabutlah nyawaku”, maka malaikat sakaratul maut berkata : “ engkau telah ditentukan untuk wafat sebelum engkau meneguk air ini”, maka raja pun terjatuh kemudian dimasukkan ke dalam perut bumi, dan disana dia telah bersama tentara-tentara kematian, mereka yang menjemput ruh dan memisahkannya dengan jasad dan menghantarkannya ke alam barzakh dalam keluhuran atau kehinaan . Dan ketika ruh seseorang telah berada dalam genggaman tentara kematian, maka di saat itu beruntunglah para pencinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, jika sudah terlepas dari semua yang kita miliki, dari keluarga, teman dan kerabat lalu ditinggal sendiri di dalam kubur dan ruh telah dibawa oleh pasukan kematian, maka disaat itu tidak ada lagi yang bisa dibanggakan, dan dosa-dosa telah bertumpuk dan siap untuk dipertanyakan dalam keadaan sendiri di alam yang asing, dalam keadaan nasib yang membingungkan, maka di saat tidak ada yang lebih bergembira dari mereka yang mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka dikenal di alam kubur karena para tentara kematian mengenali nama Muhammad rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana ucapan rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : “Semua alam semesta mengenal bahwa aku adalah utusan Allah, kecuali pendosa dari kalangan jin dan manusia mereka tidak mengenalku”. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim ketika seorang hamba dicintai oelh Allah, maka Allah berkata kepada malaikat Jibril AS :

إنِّي أُحِبُّ فُلاَناً ، فَأَحِبَّهُ ، قَالَ : فَيُحِبُّهُ جِبْرِيْلُ ، ثُمَّ يُنَادِيْ فِي السَّمَاءِ ، فَيَقُوْلُ : إِنَّ اللهَ يُحِبُّ فُلاَناً فَأَحِبُّوْهُ ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ، قَالَ : ثُمَّ يُوْضَعُ لَهُ الْقَبُوْلُ فِي اْلأَرْضِ ، وَ إِذَا أَبْغَضُ عَبْداً دَعَا جِبْرِيْلَ فَيَقُوْلُ : إِنِّيْ أبْغِضُ فلاناً فأبْغِضْهُ ، قَالَ : فَيُبْغِضُهُ جِبْرِيْلُ ، ثُمَّ يُنَادِيْ فِي أَهْلِ السَّمَاءِ : إِنَّ اللهَ يُبْغِضُ فُلاَناً فَأَبْغِضُوْهُ ، قَالَ فَيُبْغِضُوْنَهُ ، ثُمَّ تُوْضَعُ لَهُ البَغْضَاءُ فيِ اْلأَرْضِ

“ Sungguh Aku mencintai Fulan maka cintailah dia, Dia berkata : maka Jibril pun mencintainya kemudian dia menyeru di langit dan berkata : sesungguhnya Allah mencintai Fulan maka cintailah dia, maka penduduk langit pun mencintainya, maka dia pun diterima(dicintai) di bumi, dan jika Allah membenci seseorang Dia memanggil Jibril dan berkata: “Sungguh Aku membenci si fulan maka bencilah dia, Dia berkata : maka Jibril pun membencinya, kemudian menyeru kepada penduduk langit : sesungguhnya Allah membenci Fulan maka bencilah dia, maka penduduk langit pun membencinya, kemudian penduduk bumi pun membencinya”

Maka nama orang itu dikenal oleh penduduk angkasa raya, namun hal yang seperti itu tidak didengar oleh manusia di alam dunia. Jika manusia yang dicintai Allah namanya akan dikenal sampai ke langit, maka terlebih lagi pimpinannya sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau dikenal semua makhluk, begitupula nama sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam masyhur di alam barzakh. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa manusia akan mendapatkan cobaan di alam kubur dan dibawa kehadapan rasulullah kemudian ditanya : “apa pengetahuanmu tentang orang ini?”, maka orang yang beriman akan menjawab : “dia adalah Muhammad rasulullah yang datang dengan membawa petunjuk dari Allah, dia Muhammad, dia Muhammad, dia Muhammad”, maka malaikat berkata : “ tidurlah dengan tenang , kami telah mengetahui bahwa engkau adalah orang yang shalih”, maka selesailah segala cobaannya di dunia dan di alam kubur. Sebaliknya mereka-mereka yang tidak mengenal nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ketika ditanya tentang nabi Muhammad, mereka hanya menjawab : “aku tidak mengetahuinya”, maka malaikat pun menghantamnya dengan palu besi yang sangat besar sehingga ia menjerit dengan kerasnya yang mana jeritan itu didengar oleh semua makhluk di langit dan di bumi kecuali jin dan manusia. Sungguh beruntunglah para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena Allah memunculkan cinta-Nya melalui sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

( آل عمران : 31 )

“ Katakanlah (Muhammad), “Jika kalian mencintai Allah makaikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun Maha Penyayang” ( QS. Ali Imran : 31 )

Maka apakah salah jika kita mengadakan tasyakuran dan maulid nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam?!. Semakin hari ummat semakin lupa dengan nabinya, dan ummat semakin kacau karena banyak muncul yang mengaku nabi, atau mengaku tuhan, dan mengaku Jibril, justru untuk menghadapi hal anarkis yang seperti adalah dengan mengenalkan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Hadirin hadirat hadirat yang dimuliakan Allah
Hadits yang telah kita baca tadi merupakan penjelasan dari firman Allah subhanahu wata’ala, dan sebagai pelajaran dan teguran untuk para sahabat, dimana Allah subhanahu wata’ala berfirma:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ

( الحجرات : 2 )

“ Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kalian berkata kepadanya dengan suara keras, sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain, (karena) pahala segala amal kalian bisa terhapus sedangkan kalian tidak menyadari ” ( QS. Al Hujurat : 2 )

Maka sejak itu diturunkan, sayyidina Abu Bakr As Shiddiq RA jika berbicara kepada rasulullah dengan suara yang sangat rendah, sehingga suara itu hampir tidak terdengar, karena takutnya atas firman Allah tersebut, maka rasulullah berkata : “wahai Abu Bakr, keraskan suaramu aku tidak mendengarnya”. Allah tidak hanya mengancam dengan ancaman bahwa hal itu adalah dosa besar, bahkan Allah mengancam dengan menghapus seluruh amal pahalanya, dan hal itu bukan ditujukan kepada kita yang banyak berbuat dosa, namun kepada kaum Muhajirin dan Anshar, Khulafaur rasyidin, dan para ahlu Badr, jika mereka mengeraskan suara dihadapan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka seluruh amal pahalanya akan dihapus. Sungguh belum pernah Allah memerintahkan seorang hamba untuk memuliakan manusia melebihi raja-raja, kecuali perintah Allah untuk memuliakan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Hadits ini teriwayatkan ketika Rasulullah tidak melihat sayyidina Tsabit bin Qais disekitar beliau, rasulullah selalu memperhatikannya ketika shalat berjamaah dan di setiap majelis dia selalu ada, maka salah seorang sahabat pergi mencarinya kemudian mendapatinya di rumahnya menunduk dengan mengalirkan air mata, dan ketika ditanya : “wahai Qais bagaimana kabarmu?” maka ia menjawab : “ sungguh buruk keadaanku, karena aku ini termasuk golongan orang yang masuk neraka karena aku telah mengeraskan suara di hadapan rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”, firman Allah yang turun membuat Tsabit bin Qais ketakutan. Dalam salah suatu riwayat dijelaskan bahwa Tsabit bin Qais ini memliki pendengaran yang kurang baik, maka ketika berbicara ia akan mengeraskan suaranya begitupula ketika ia berbicara di hadapan rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ketika ayat ini turun ia pun langsung masuk ke dalam rumahnya dan tidak lagi keluar dari rumahnya dan bersedih merasa bahwa ayat yang turun itu adalah teguran untuknya . Maka sahabat yang datang kepada Tsabit bin Qais tadi kembali menghadap rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan keadaan Tsabit bin Qais, maka rasulullah berkata : “Kembalilah engkau kepada Tsabit bin Qais dan sampaikan kepadanya kabar gembira yang sangat agung, bahwa dia bukanlah penduduk neraka namun di adalah penduduk surga”. Mengapa demikian? Karena dia sangat ingin menghormati sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Demikian indahnya rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,dan hal itu adalah syafaat nabi kepada para sahabatnya, karena rasulullah adalah manusia yang sangat lembut dan penuh kasih sayang kepada siapa pun, kepada orang yang jahat sekalipun beliau bersifat lemah lembut, demikianlah akhlak mulia sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari dimana ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membagikan harta ghanimah kepada kaum faqir, maka disaat itu kaum fuqara’ pun banyak yang telah bergilir untuk mendapatkan bagian masing-masing, namun di saat itu salah seorang bapak yang sangat tua renta berkata kepada anaknya : “ kita berangkat nanti agak sore saja nak”, maka sang anak berkata : “wahai ayah nanti kita akan terlambat dan tidak mendapatkan bagian” si ayah menjawab : “jangan khawatir nak, aku tau betul sifat rasulullah, beliau akan tetap memberikan hak kita”. Maka ketika sampai di tempat pembagian ghanimah, semua orang sudah pulang, maka si ayah berkata kepada anaknya : “nak, sekarang kamu panggil rasulullah”, si anak berkata : “ ayah, pantaskah aku memanggil rasulullah hanya untuk hal seperti ini?” si ayah berkata: “ wahai anakku, rasulullah bukan orang yang bengis tetapi beliau orang yang penuh lemah lembut”, si anak pun datang kepada rasulullah dan berkata : “assalamu’alaikum wahai Rasulullah, ayahku datang untuk berjumpa”, maka rasulullah menyambutnya dengan berkata : “selamat datang, ambillah bagianmu ini dari tadi aku telah menunggumu, dan jika engkau tidak datang maka aku yang akan mengantarkannya ke tempatmu”, rasulullah mengetahui pasti jumlah kaum fuqara’, dan mengetahui pula siapa diantara mereka yang tidak datang, indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan ketika seorang budak wanita tua datang kepada Rasulullah dia bergetar ketika melihat kewibawaan rasulullah dan tidak bisa berbicara dihadapan beliau karena kewibawaan beliau, maka Rasulullah berkata: “jangan risau dan takut, katakanlah apa yang engkau inginkan, engkau tidak perlu datang kepadaku, jika engkau membutuhkanku dan engkau panggil aku maka aku pun akan datang kepadamu”. Sebagaimana jika anak kecil menarik tangnnya dan mengajaknya bermain maka beliau pun akan ikut kemanapun mereka membawanya, sungguh indah akhlak beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Dalam kesempatn yang mulia ini, kita mengingat juga kejadian hijrah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pada tanggal 12 Rabi’ul Awal. Diriwayatkan di dalam Sirah Ibn Hisyam dan lainnya bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam keluar pada malam Senin di awal bulan Rabi’ul Awal, kemudian tiba di Madinah Al Munawwarah pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awal, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa hijrahnya beliau dari Makkah Al Mukarramah sampai ke Madinah Al Munawwarah selama satu minggu, kenapa selama itu?, karena ketika izin hijrah telah turun dengan mimpi salah seorang wanita sahabiyah yang bermimpi para sahabat hijrah dari Makkah ke tempat yang hijau, maka rasulullah berkata : “itu adalah izin untuk hijrah”, dan tempat yang hijau itu adalah kota Yatsrib”, yaitu Madinah Al Munawwarah. Dan disaat itu keadaan rasulullah sangat sulit, padahal beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sangat mampu menghantam musuh-musuhnya hanya dengan doa, karena pengikut rasulullah disaat itu masih sangat sedikit maka pasukan musuh akan dengan mudah mengalahkannya, namun dengan kekuatan doa rasulullah sangat dahsyat seandainya beliau berdoa agar dunia dipendam oleh air pastilah hal itu akan terjadi. Dan Allah subhanahu wata’ala menjadikan seluruh kehidupan di alam semesta ini berpadu pada usia nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaiman firman Allah subhanahu wata’ala :

لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ

( الحجر : 72 )

“ Demi umurmu (Muhammad), sungguh mereka terombang-ambing dalam dalam kemabukan (kesesatan)” ( QS. Al Hijr : 72 )

Dan kelanjutannya ayat itu adalah tentang cerita nabi Luth yaitu musibah yang ditimpakan kepada kaum nabi Luth As yang tidak beriman dan terus melakukan maksiat (homoseks) di muka bumi sehingga semua kaum yang tidak beriman itu dibinasakan dan tempat itu dikenal dengan sebutan Bahr Al Mayyit ( Laut mati ). Sungguh semua kejadian di permukaan bumi ini telah Allah ikat dengan usia nabi Muhammad shallallahu ‘alaiahi wasallam. Semua zaman telah Allah ikat dengan usia nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dengan firman berfirman : “Demi usiamu”, darimana pendapat ini? beberapa tahun yang lalu guru mulia kita Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh menyampaikan tentang ayat ini di Masjid Al Munawwar ini, bahwa alam semesta ini telah Allah ikat seluruh kejadiannya dengan 63 tahun yaitu usia nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mengapa demikian? karena rahmat Allah subhanahu wata’ala diikat dengan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana firman Allah:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

( الأنبياء : 107 )

“ Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam” ( QS. Al Anbiyaa : 107 )

Maka ketika telah turun izin hijrah, rasulullah memerintahkan para sahabat untuk hijrah kelompok demi kelompok, namun rasulullah sendiri masih bertahan karena masih banyak hal-hal dan amanat yang harus diselesaikan. Dan para kuffar quraisy meskipun mereka memusuhi Nabi namun mereka mengetahui dan mempercayai bahwa nabi Muhammad adalah orang yang paling menjaga amanat dan tidak pernah khianat, mereka mereka memusuhi nabi namun barang-barang berharga mereka titipkan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Seharusnya semua mereka beriman dan mengakui bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah dan masuk Islam dengan budi pekerti nabi ini, namun inilah hidayah yang tidak akan diberikan kecuali jika Allah menghendaki. Jadi kalau zaman sekarang ada orang yang mendustakan nabi maka hal itu disebabkan karena dua hal, pertama dha’f al iman yaitu lemahnya iman dan kedua karena tidak atau belum mendapatkan hidayah. Maka jika seseorang tidak mendapatkan hidayah maka hanya berdoa yang dapat kita perbuat dan dengan mendakwahinya secara perlahan-lahan, jika Allah berikan hidayah kepadanya maka ia akan berubah. Sebagaimana kita ketahui bahwa Abu Lahab adalah paman nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dia melihat rasulullah, menyaksikan kelahiran rasulullah, duduk bersama rasulullah dan melihat ajaran rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam namun dia tetap tidak beriman dan tetap dengan kekufurannya, karena dia tidak mendapatkan hidayah dari Allah, padahal dia berjumpa dan melihat rasulullah secara langsung, maka terlebih lagi zaman sekarang yang puluhan abad setelah zaman rasulullah, maka sungguh sangat wajar namun perlu diluruskan bukan berarti dibiarkan. Kelemahan iman yang ada di zaman ini, mereka tidak mengetahui siapa nabi mereka, jika mereka mengetahui dan mengenali nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka mereka tidak akan mengaku nabi lain selain nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka akan mengakui satu nabi mereka yaitu sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Maka ketika para sahabat mulai hijrah, sayyidina Abu Bakr ingin berangkat hijrah terlebih dahulu namun rasulullah menahannya, mengapa sayyidina Abu Bakr As Shiddiq ingin berangkat terlebih dahulu ? karena Abu Bakr As Shiddiq adalah orang yang kaya raya, maka kuffar quraiys marah jika beliau selalu mengikuti nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Oleh karena itu nabi Muhammad akan aman dari gangguan kuffar quraisy jika sayyidina Abu Bakr tidak bersama rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, namun rasulullah tetap tidak mengizinkannya hingga tibalah suatu hari ketika jika sayyidah Asma bint Abi Bakr As Shiddiq melihat rasulullah mendatangi rumahnya di siang hari ketika matahari sangat terik, pastilah ada sesuatu yang penting, maka sayyidina Abu Bakr berkata : “wahai Rasulullah sudah adakah izin untuk berangkat hijrah?”, rasulullah menjawab : “iya, betul wahai Abu Bakr”, kemudian sayyidina Abu Bakr As Shiddiq berkata : “bolehkah aku menemanimu wahai rasulullah?”, rasulullah menjawab : “engkau yang akan menemaniku wahai Abu Bakr”, maka Abu Bakr langsung menangis haru dan memeluk nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata : “wahai Rasulullah aku siapkan 2 ekor onta”, rasulullah berkata berkali-kali : “aku akan membayarnya”, namun sayyidina Abu Bakr As Shiddiq menolaknya bahkan beliau mengeluarkan seluruh hartanya untuk sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika sayyidina Abu Bakr ditanya : “apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?”, maka beliau menjawab : “aku menyisakan Allah dan rasul-Nya untuk kelurgaku”. Itulah madzhab sadaqah Abu Bakr As Shiddiq RA. Oleh karena itu dalam salah satu kejadian, dimana ada kakak beradik, si kakak adalah pengusaha dan si adik adalah orang yang sangat cinta kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, suatu saat ketika musim panen dia berkata kepada adiknya : “ adikku, aku akan berangkat haji, jika telah tiba waktu panen maka hasilnya engkau taruh di dalam lumbung dan keluarkan zakatnya”, dan si kakak pun berangkat untuk ibadah haji. Setelah kembali dari haji dia bertanya kepada adiknya : “adikkku, bagaimana sudah panen kah kita?” Si adik menjawab : “sudah”, “lalu zakatnya sudah engkau keluarkan?” Tanya sang kakak, si adik menjawab : “sudah”. Maka si kakak pergi ke lumbung untuk melihat hasil panennya dan ternyata di dalamnya tidak tersisa apa-apa, maka ia berkata : “adikku, bagaimana hasil panen kita?” si adik menjawab : “sudah kubayarkan semua untuk zakat”, si kakak berkata : “zakat hanya 2,5 %, madzhab zakat siapa yang engkau ikuti?” si adik menjawab : “madzhab sayyidina Abu Bakr As Shiddiq”, maka sang kakak pun hanya terdiam. Sayyidah Asma bint Abu Bakr As Shiddiq digelari Dzinnithaqain (pemilik 2 tali) dan kelak di surge akan dipanggil dengan gelar itu, diberi julukan itu karena ketika rasulullah dan sayyidina Abu Bakr bersiap untuk berangkat hijrah dan perlengkapan mulai diikat di tunggangan rasulullah dan sayyidina Abu Bakr, disaat itu kekurangan tali untuk mengikat perlengkapan itu dan tidak mendapatkan tali lagi, maka sayyidah Asma pun mencabut tali panjang yang mengikat bajunya kemudian dipotong menjadi 2 bagian dan tali yang yang satunya diikatkan di onta rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Berangkatlah Rasulullah bersama sayyidina Abu Bakr untuk hijrah dan mereka masuk ke goa Tsur terlebih dahulu supaya orang-orang yang mengejar mereka kehilangan jejak, karena mereka akan mengira bahwa Rasulullah dan Abu Bakr menuju Madinah Al Munawwarah. Padahal jika rasulullah berkehendak dan berdoa kepada Allah agar tidak ada yang mengejar mereka maka pastilah Allah mengabulkannya dan selesailah permasalahan, namun karena indahnya adab rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau tetap menghadapi keadaan itu dengan penuh kesabaran, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ

( القلم : 4 )

“ Dan sesungguhnya engkau ( Muhammad ) benar-benar berbudi pekerti yang luhur” ( QS. Al Qalam : 4 )

Beberapa hari Rasulullah dan sayyidina Abu Bakr berada di goa Tsur, dan sayyidah Asma binti Abu Bakr naik ke atas gunung secara diam-diam membawakan makanan untuk rasulullah dan sayyidina Abu Bakr As Shiddiq RA. Di dalam riwayat Shahih Al Bukhari disebutkan bahwa rasulullah dan sayyidina Abu Bakr As Shiddiq tidak keluar dari goa kecuali di saat teriknya matahari, karena di saat itu kaum kuffar quraisy tidak ada yang keluar rumah karena teriknya sinar matahari, mereka hanya keluar di pagi hari, sore atau mungkin malam hari. Jadi ketika pagi, sore atau malam hari rasulullah bersama sayyidina Abu Bakr bersembunyi di goa, demikian hari-hari dilewati oleh rasulullah bersama sayyidina Abu Bakr dalam perjalanannya menuju Madinah Al Munawwarah. Sebagaimana dalam riwayat disebutkan ketika sayyidina Barra’ bin ‘Azib RA meminta sayyidina Abu bakr untuk menceritakan perjalanan hijrahnya bersama Rasulullah ke Madinah Al Munawwarah, maka sayyidina Abu Bakr As Shiddiq berkata : “kami tidak keluar dari goa kecuali ketika terik matahari dan ketika Rasulullah mulai kelelahan kami mencari tempat untuk berteduh lalu aku bentangkan rida’ (surban) ku agar rasulullah duduk di atasnya, kemudian aku tinggalakan rasulullah untuk mencari sesuatu yang bisa kita minum atau kita makan, maka aku pun berjalan hingga bertemu dengan pengembala kambing, kemudian aku membeli susu dan air dari pengembala kambing itu, dan sebelum susu itu diperas aku bersihkan terlebih dahulu dari debu, barulah kemudian diperas,lalu disaat susu itu diletakkan di mangkok maka aku letakkan kain untuk menyaring susu itu supaya tidak ada debu yang masuk, kemudian kantong yang berisi susu itu kumasukkan ke dalam air agar susu itu menjadi dingin, kemudian kubawa susu itu dan kuserahkan kepada Rasulullah untuk meminumnya, setelah beliau meminumnya dan hilang rasa haus beliau pun tertidur di pangkuanku”, dan aku hanya diam saja disaat rasulullah tidur, setelah beliau bangun maka kami melanjutkan perjalanan lagi, dalam perjalanan itu sesekali aku berjalan di depan atau belakang rasulullah karena khawatir jika ada musuh dari arah itu, dan sesekali aku berjalan di sebelah kiri atau kanan rasulullah khawatir jika musuh menyerang dari arah itu, dan ketika aku melihat ke belakang ternyata Suraqah bin Malik (orang yang paling pandai mencari jejak dan juga ahli pemanah) mengejar kami dari belakang, maka aku berkata kepada Rasulullah : “wahai rasulullah, seseorang telah menyusul kita dari belakang”, maka rasulullah berkata : “wahai Abu Bakr, jangan khawatir dan takut sungguh Allah bersama kita”, maka Suraqah pun terus mengejar mereka hingga akhirnya kudanya terpendam oleh bumi, maka Suraqah bin Malik berkata : “wahai Rasulullah doakan aku agar terlepas dari pendaman bumi ini, dan aku berjanji tidak akan mengejar kalian lagi”, (diriwayatkan dalam Sirah Ibn Hisyam bahwa kejadian itu terjadi hingga 3 kali ketika Suraqah terlepas dari pendaman tanah ia kembali mengejar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) dan yang ketiga kalinya Suraqah pun terlepas dari pendaman bumi, maka Suraqah meminta surat kepada Rasulullah sebagai tanda bahwa ia pernah berjumpa dengan nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wasallam”. Maka Suraqah pun pelang dan berkata kepada kuffar quraisy bahwa dia tidak menemui jejak rasulullah sama sekali, agar orang kuffar quraisy tidak lagi mencari rasulullah dan sayyidina Abu Bakr. Demikian Rasulullah dan sayyidina Abu Bakr terus melewati hari-harinya hingga pada hari Senin pagi tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun 1 H, dimana saat itu sayyidina Hamzah bin Abdul Mutthalib Ra dan para sahabat lainnya yang telah sampai di Madinah risau karena Rasulullah belum juga sampai ke Madinah. Maka disaat itu ada seorang Yahudi yang naik ke atas pohon dan melihat 2 orang yang menuju Madinah yang seorang wajahnya terang benderang seperti bulan purnama, oarng Yahudi itu berkata : “sepertinya dialah orang yang kalian tunggu-tunggu”, sebagaimana yang diriwayatkan oleh sayyidina Ali bin Abi Thalib yang berkata : “seakan-akan matahari dan bulan beredar di wajah Rasulullah” , ketika mendengar kabar itu semua ahlu Madinah keluar dari rumah-rumah mereka hingga sampai di depan gerbang Madinah. Disaat itu sayyidina Abu Bakr berada di bagian depan karena khawatir jika ada musuh yang menyerang dari arah depan, maka sesampainya di Madinah sayyidina Abu Bakr mundur karena orang-orang mengira bahwa beliau adalah Rasulullah, maka sayyidina Abu Bakr mundur dan berkata : “yang dibelakangku adalah Rasulullah ‘alaihi wasallam “, maka bergemuruhlah penduduk Madinah Al Munawwarah dengan melantunkan qasidah “ Thalaa’a Al Badru ‘alainaa” yang disertai hadrah. Dan hingga malam ini qasidah itu masih bergemuruh di majelis kita dan di penjuru barat dan timur, hal itu adalah adat kaum Anshar dalam menyambut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka alat musik hadrah adalah satu-satunya alat musik yang diperbolehkan oleh syariat karena terdapat dalam riwayat yang sahih,sedangkan alat-alat musik lainnya banyak yang mencela dan mengharamkannya. Maka sayyidina Anas bin Malik berkata : “tidak ada hari yang lebih menggembirakan di Madinah,, melebihi hari masuknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah Al Munawwarah”, yaitu pada hari Senin 12 Rabi’ul Awal tahun 1 H, dan ketika itu rasulullah juga mempersaudarakan antara kaum muhajirin dan kaum Anshar. Demikian hari hijrah itu terjadi pada 14 abad yang silam, namun gemuruh cinta kita dan kegembiraan kita dengan kabar ini masih ada hingga malam hari ini pada jiwa para pecinta rasulullah. Dalam Sirah Ibn Hisyam disebutkan bahwa setelah Rasulullah sampai di Madinah beliau membeli tanah dan membangun rumah beserta masjid nabawi. Demikianlah salah satu kejadian pada tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun 1 H, hijrahnya rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah Al Munawwarah.

Saya tidak berpanjang lebar menyampaikan tausiah, sebelumnya saya mohon maaf karena sejak malam Kamis, hingga malam Ahad saya tidak hadir majelis karena lagi kurang sehat. Semoga Allah subhanahu wata’ala mengangkat derajat kita, semoga kita dilimpahi sehat dan ‘afiyah. Dan malam ini sengaja saya duduk di kursi begini karena kalau berdiri nafas saya tidak kuat, dan kalau duduk dibawah para hadirin yang dibelakang tidak dapat melihat saya. Yang kedua ada pesan dari guru mulia Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh untuk melakukan shalat ghaib untuk beberapa Habaib yang wafat di Hadramaut. Selanjutnya saran saya untuk para Jama’ah Majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika ada yang mengajak demo maka jangan ikut, dan agar kita tidak putus hubungan dengan guru mulia karena beliau sangat tidak menghendaki tindakan demo, karena pecah belah antara ulama’ dan pemerintah sangat merugikan ummat dan bangsa, dan juga merusak perjuangan dakwah bagi mereka yang memperjuangkan dakwah Islam, namun mereka yang melakukan demo tidak pula kita musuhi. Selanjutnya kita berdzikir semoga Allah memuliakan kita dalam keluhuran dan Allah tenangkan bangsa dan ummat ini…

َفقُوْلُوْا جَمِيْعًا

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.
Terakhir Diperbaharui ( Monday, 14 March 2011 )
Selanjutnya..

Jumat, 11 Maret 2011

Didikan Guru Terhadap Muridnya

Pada suatu zaman ada seorang murid yang ta’at kepada gurunya, setelah ia belajar lama ia pun kembali ke kampung asalnya, tahun demi tahun ia lalui yang akhirnya beliau menjadi seorang yang alim yang terkenal di kampung itu dan di juluki “Syekh Maulana Kendi”. Kenapa beliau di juluki Maulana Kendi?, karena beliau tidak lepas dengan kendi tersebut untuk mengambil air wudhu dan untuk beliau minum airnya, keta’atan ibadahnya sehingga beliau tidak memiliki harta apapaun, kecuali gubuk kecil yang beliau tempati bersama seorang muridnya yang beliau sayangi. Keta’atan dan ketaqwaannya menjadikan contoh untuk muridnya yang selalu mendampinginya sehingga muridnya pun menjunjung tinggi ahlak dan kebesaran ilmunya.

Pada suatu saat Syekh Kendi menceritakan tentang gurunya yang berada di negeri seberang dan akhirnya menyuruh muridnya untuk menemuinya, keesokan harinya sang murid berangkat kenegeri seberang dan sampailah didepan gerbang guru besar Syekh Kendi, maka murid Syekh Kendi bertanya : “Apakah ini rumah guru besar Syekh Kendi?”, rumah yang bagaikan istana yang luas, penjaga yang begitu banyak membuat keraguan murid Syekh Kendi, seraya dihati berkata : “Guruku Syekh Kendi miskin tak punya apa-apa sedangkan guru besarnya seperti ini”. Bertambah keanehannya di kala melihat didalam istananya bangku-bangku emas dan mahkota emas dan begitu gemerlapan emas yang ada di dalam rumahnya. Dan akhirnya berjumpalah murid Syekh Kendi dengan guru besarnya yang bernama Syekh Sulaiman (Guru dari Syekh Kendi), tiba-tiba beliau berkata : “Apakah engkau murid Syekh Kendi murid dari pada kesayanganku?” benar wahai guru besar (Guru Sulaiman), beri kabar kepada muridku agar dia lebih zuhud lagi didunia dan salamkan ini kepadanya, kebingungan bertambah, guruku yang miskin di suruh tambah miskin lagi menurut kata hatinya, dan pertanyaan ini membuat bingung dan akhirnya keesokan harinya dia pulang menuju rumah Syekh Kendi gurunya dan membawa pertanyaan yang membingungkan, setibanya dia dirumah Syekh Kendi dengan gembira Syekh Kendi menyambut kedatangannya seraya bertanya : “Apa kabar yang kau bawa dari guruku tercinta?” muridnya menceritakan : “Wahai guruku aku diberi kabar agar engkau lebih zuhud lagi hidup didunia.”, tiba-tiba Syekh Kendi menangis, menangis dan menangis lalu mengambil kendinya dan memecahkannya seraya berkata : “Benar guruku, benar guruku”.
Ketahuilah wahai muridku kemewahan dan keindahan Syekh Sulaiman guruku tak sedikitpun masuk kedalam hatinya, sedangkan aku selalu mencari-cari kendiku dan aku takut kehilangannya, ini yang menyebabkan aku kurang zuhud kepada Allah SWT, karena masih ada dihatiku dunia. (
Dikutip dari www.nurulmusthofa.org)
Selanjutnya..

Kamis, 10 Maret 2011

Dibalik Rahasia Sedekah


Dikutip dari www.nurulmusthofa.org

DIBALIK RAHASIA BERSEDEKAH Dari Sayyidah Aisyah Ra, Beliau menceritakan tentang pertemuan wanita dengan Nabi Muhammad SAW, yang tangan kanannya dalam keadaan lumpuh.
Wanita itu berkata : “Wahai Nabi Allah sudikah kiranya engaku momohon kepada Allah SWT semoga Dia (Allah) menyembuhkan tanganku.”
Nabi bersabda kepadanya : ”Apa yang menyebabkan tanganmu lumpuh?”, wanita itu menceritakan kepada Rasulullah SAW : ”Ya Rasulullah, pada suatu malam aku bermimpi seakan-akan hari kiamat akan tiba, neraka jahanam telah menyala-menyala dan surga telah terbentang dengan indah.

Dan saya mengetahui bahwa ibu saya berada didalam neraka jahanam sedang ditangannya terdapat sepotong lemak dan ditangan satunya terdapat sepotong kain lap, dengan kain lap dan lemak itu ibuku menahan panasnya api neraka, maka pada waktu itu saya berkata kepadanya : “Mengapa ibu di dalam jurang api neraka? Bukankah ibu seorang yang ta’at kepada Allah, dan ayah telah merelakan?” Ibu menjawab : “Hai anakku, aku didunia kikir dan disini tempat orang-orang yang kikir”, saya bertanya lagi kepadanya : “Apalah arti lemak dan kain lap yang ada ditangan ibu?”. Ibuku menjawab : “Keduanya ini pernah ibu dermakan sedekah dan saya tidak pernah bersedekah didunia ini kecuali keduanya.” Saya bertanya : “Dimana ayah?”. “Ayahmu orang dermawan maka dia tinggal bersama orang yang dermawan.” maka sayapun datang kesurga dan ternyata ayah sedang berdiri di telaga bersama engkau ya Rasulullah, dan saya berkata kepada ayah : “Wahai ayahku sungguh ibu dan juga istrimu sekarang berada di neraka terbakar, sedangkan engkau memberi minum orang-orang dari telaga ini, oleh karena itu berilah ibu air minum dari telaga ini ayah.” Kata ayahku “Wahai anakku sesungguhnya Allah telah menghramkan orang-orang yang kikir untuk meminum air telaga dari Nabi Muhammad SAW.”. Maka dengan tanpa izin ayahku aku mengambil air telaga dan memberi ibuku segelas air untuk menghilangkan kehausannya, tiba-tiba suara yang menyeramkan berkata : “Semoga Allah melumpuhkan tanganmu karena engkau telah memberi minum kepada orang yang kikir dari telaga Nabi Muhammad SAW”. Maka saya terbangun dan ternyata tangan saya telah lumpuh seperti ini.
Selanjutnya Sayyidah Aisyah Ra. Berkata :”Setelah Nabi Muhammad SAW mendengar wanita tadi Nabi lalu meletakkan tongkatnya pada wanita itu seraya berdo’a kepada wanita itu : “Ya Allah demi zat-Mu yang mulia dengan pengaduan kebenaran mimpinya yang telah dia ceritakan kepadaku maka sembuhkanlah tangannya, maka tangannya sembuh seperti semula. Demikian cerita keutamaan sedekah.

- “Dikutip dari kitab Durrotunashihin” -
Selanjutnya..

Sempurnanya iman seseorang



Ditulis Oleh: Munzir Almusawa
Monday, 07 March 2011
Sempurnanya Iman Seseorang
Senin, 21 Februari 2011


قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ ( صحيح البخاري )

Sabda Rasulullah saw : “Belum sempurna iman kalian, hingga aku lebih dicintainya, dari ayah ibunya, dan anaknya, dan seluruh manusia” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.


Limpahan puji kehadirat Allah Maha Raja Tunggal dan Abadi, Pencipta alam semesta dari tiada dan menjadikan kerajaan langit dan bumi sebagai lambang keluhuran Ilahi, mengenalkan kita kepada keluhuran Allah. Semua yang dicipta Allah dari langit dan bumi, matahari dan bulan, siang dan malam, daratan dan lautan, hewan dan tumbuhan,tiadalah kesemua itu kecuali sebagai tanda keluhuran Allah, tanda keagungan Allah, yang mengenalkan kita kepada Dzat-Nya Yang Maha Luhur. Ketahuilah bahwa seluruh alam semesta ini berdzikir mengagungkan nama-Nya, mensucikan nama-Nya, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

( الحشر : 24 )

“ Apa yang ada di langit dan bumi bertasbih kepada-Nya, dan Dialah Yang Mahaperkasa Maha bijaksana”. ( QS. Al Hasyr : 24 )


Sungguh Allah tidak membutuhkan pujian dan tidak pula butuh disucikan namun bagiku dan kalian yang banyak mensucikan nama Allah dan memuji Allah maka ia akan dibuat terpuji oleh Allah, disucikan dari dosa, disucikan dari hal-hal yang hina, dan dimuliakan hingga sampai kepada puncak-puncak keluhuran, itulah balasan bagi mereka yang memuji dan mensucikan Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam hadits Qudsi riwAyat Shahih Muslim :

يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ مُحْرِمًا بَيْنَكُمْ فَلا تَظَّالَمُوا

“ Wahai hamba-hamba-Ku telah Kuharamkan perbuatan zhalim (jahat) kepada diri-Ku, dan telah Kuharamkan pula perbuatan zhalim diantara kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi”.

Semua manusia yang setiap butir selnya diciptakan oleh Allah dari tiada, yang siang dan malamnya selalu dalam bimbingan dan naungan anugerah Allah, didalam rahmat Allah diseru oleh Allah bahwa semua hamba dalam kegelapan dan kesalahan kecuali orang yang telah diberi hidayah (petunjuk) oleh Allah, maka mohonlah petunjuk kepada Allah.
Seseorang yang telah mendapatkan bimbingan keluhura namun ia terus meminta kepada Allah untuk ditunjukkan kepada jalan keluhuran, maka Allah akan memberinya petunjuk lagi ke jalan yang indah, sehingga ia terus terbimbing kepada hal yang semakin indah tiada berakhir. Oleh sebab itu kita diperintah oleh Allah dalam setiap rakaat untuk membaca surat Al Fatihah, yang mana dalam surat itu terdapat ayat :

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

( الفاتحة : 6 )

“ Tunjukkan kami ke jalan yang lurus”. ( QS. Al Fatihah : 6 )

Meskipun kita telah diberi petunjuk ke jalan yang benar berupa Islam, namun kita terus meminta agar ditunjukkan ke jalan yang lurus, mengapa? karena kita selalu dalam godaan syaitan, selalu terjebak dalam kehinaan dan maksiat, maka terus meneruslah meminta kepada Allah agar Allah memberikan ampunan kepada kita, kekuatan dan kemampuan kepada kita untuk menjauhi segala larangan-Nya dan mengerjakan hal-hal yang diperintah-Nya. Jika Allah tidak memberikan hal itu kepada kita, maka lemahlah kita dari taat kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam hadits qudsi :

يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا الَّذِي أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيْعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ

“ Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian dalam kesalahan di siang dan malam, dan Aku lah Yang Maha Mengampuni semua dosa-dosa, maka mohonlah pengampunan kepada-Ku akan Kuampuni dosa-dosa kalian”

Sungguh indahnya Rabbul ‘alamin Yang menawarkan pengampunan kepada hamba-Nya yang berbuat salah. Allah Maha Mengetahui bahwa manusia adalah tempat kesalahan di siang dan malam, kecuali para nabi dan rasul yang ma’sum, jauh dari kesalahan dan Allah adalah Yang mengampuni dosa-dosa dan menerima taubat hamba-hamba-Nya. Jadi jika ada yang protes kalau ceramah saya, atau Ustadz Khairullah atau yang lainnya jika menyampaikan ceramah ada yang salah atau yang lainnya maka hal itu hal itu wajar, karena kami adalah manusia biasa bukan nabi atau rasul yang terbebas dari kesalahan. Maka jika bukan nabi atau rasul pastilah terdapat kesalahan. Kemudian Allah berfirman dalam hadits qudsi :

يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُ فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ ، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُ ، فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ

“ Wahai hamba-hamba-Ku kalian semua dalam kelaparan kecuali yang telah Kuberi makan, maka mintalah makan kepada-Ku Aku akan member kalian makan, wahai para hamba-Ku, kalian semua tanpa pakaian ( telanjang ) kecuali orang yang telah Aku berikan pakaian kepadanya, maka mintalah pakaian kepada-Ku Aku akan member kalian pakaian”.

Tentunya makanan disini mempunyai makna yang dalam, bahwa makanan yang kita makan jika Allah tidak memberikan manafaatnya kepada kita maka makanan itu bisa menjadi racun atau penyakit bagi tubuh kita. Dan jika ketika akan memakan makanan tanpa mengucapkan basmalah, dan setelah selesai makan tidak mengucapkan hamdalah maka makanan itu akan menjadi racun bagi dirinya. Maka mintalah makanan kepada Allah, banyak orang-orang yang tidak beriman kepada Allah namun mereka tetap mendapatkan makanan dan bisa makan namun bisa jadi makanan yang mereka makan membawa bahaya atau penyakit baginya. Begitu pula mohonlah kepda Allah makanan rohani, banyak diantara kita yang siang dan malam lewat dalam kegembiraan, jika ia tidak diberi santapan rohani maka ia akan mersa dalam kesedihan walaupun sebenarnya dia dalam kegembiraan, dia akan melewati siang dan malamnya dalam keadaan sedih,susah, kesal dan gundah. Sebaliknya banyak orang yang dalam kesempitan, kesedihan dan musibah namun jika Allah memberikan kelapangan dalam hatinya maka ia akan lewati hari-harinya dengan sabar dan doa maka musibahnya akan segera disingkirkan oleh Allah dan digantikan dengan kenikmatan dan jika ia lewati kenikmatannya dengan bersyukur dan banyak berbuat baik maka Allah akan tumpahkan kenikmatan-Nya , merekalah orang-orang yang Allah berikan kepadanya santapan rohani. Dan Allah berfirman supaya hamba meminta pakaian kepada-Nya. Semua orang merasa bisa membeli pakaian, namun pakaian disini mempunyai makna yang sangat dalam yaitu pakaian yang menutupi aib-aib manusia, banyak orang yang memakai pakaian setebal-tebalnya namun aib-aibnya tetap terlihat. Allah subhanahu wata’ala Maha Mampu menutupi aib hamba-hamba-Nya, dan sebaik-baik pakaian adalah ketakwaan sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ

( الأعراف : 26 )

“ Dan pakaian takwa itulah yang lebih baik”.( QS. Al A’raf : 26 )

Begitu pula dengan Pakaian ketakwaan itulah pakaian yang paling mulia dari pakaia n yang lainnya, tentunya pakaian yang lain juga kita pakai, namun jika kita menggunakan pakaian ketakwaan tentunya siang dan malam kita penuh dengan dosa dan kesalahan yang terus menumpuk dari hari ke hari, maka pakain ketakwaan itu adalah bekal kita untuk menghadap Allah subhanahu wata’ala. Maka mintalah kepada-Nya pakaian dan pakaian khusus adalah pakaian ketakwaan. Kemudian Allah berfirman dalam hadits qudsi :

إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوْا ضَرِّيْ فَتَضُرُّوْنِيْ، وَلَنْ تَبْلُغُوْا نَفْعِيْ فَتَنْفَعُوْنِيْ

Sungguh sebaik-baik semua tidak akan bisa memberi manfaat atau berguna untuk Allah. Semua manusia berbuat baik maka hal itu tidak akan membawa manfaat bagi Allah subhanahu wata’ala. Allah Maha melimpahkan manfaat, Allah tidak butuh sesuatu apapun dari kita. Begitu pula jika semua manusia berbuat kemungkaran maka hal itu tidak akan bisa membuat Allah rugi. Kita bisa merugikan orang lain namun tidak bisa membuat Allah rugi atau beruntung. Dan firman Allah dalam hadits qudsi :

يَا عِبَادِي ، لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ مِنْكُمْ لَمْ يَزِدْ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا . يَا عِبَادِي ، لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ ، وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ ، كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ مِنْكُمْ لَمْ يَنْقُصْ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا

“ Wahai hamba-Ku, jika semua golongan manusia dan jin dari golongan pertama hingga terakhir berbuat baik dengan hati yang paling bertakwa sekalipun hal itu tidak akan menambah sedikit pun kerajaan-Ku. Whai hamba-hamba-Ku jika seluruh jin dan manusia dari golongan pertama dan terkahir berbuat jahat maka hal itu tidak pula mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun”

Maksudnya, bahwa Allah tidak butuh sesuatu kepada kita namun kita yang selalu butuh kepada Allah dalam setiap waktu dan saat, kita selalu membutuhkan bantuan Allah karena jika Allah tidak membantu kita, saat ini kita tenang-tenang saja mungkin saja ada seribu makhluk yang sedang berniat jahat kepada kita, mungkin ada sihir yang sedang dikirim kepada kita, atau ada fitnah yang sedang dilontarkan kepada kita, atau mungkin ada rencana jahat untuk mencelakakan kita tanpa kita ketahui, namun hal itu tersingkirkan karena kekuatan Allah yang melindunginya. Allah Maha Tau setiap getaran hati hamba-Nya, niat-niat hamba-Nya. Misalnya ada yang hadir di majelis ini barangkali dengan niat mencopet, sehingga pencopet pun membawa jadwal maulid yang akhirnya setiap majelis ada yang kehilangan handphone atau yang lainnya, yang hadir maulid semakin ramai dan copetnya pun semakin ramai. Allah Maha Tau tentang hal itu, mengetahui niat dalam hati kita. Ada yang hadir dengan niat copet dan ikut desak-desakan dengan orang yang mau bersalaman namun bukan untuk bersalaman tapi untuk mengambil dompet atau handphone, maka waspadalah dalam hal ini jangan sampai kebobolan. Namun ingat Allah subhanahu wata’ala Maha Luhur dan Maha Melihat perbuatan hamba-hamba-Nya. Firman Allah dalam hadits qudsi :

يَا عِبَادِي ، لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ ، وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمُ اجْتَمَعُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ ، فَسَأَلُونِي ، فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مِنْكُمْ مَا سَأَلَ لَمْ يَنْقُصْ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْبَحْرُ أَنْ يَغْمِسَ فِيهِ الْمِخْيَطُ غَمْسَةً وَاحِدَةً

“ Wahai hamba-hamba-Ku, jika manusia dan jin dari yang pertama hingga yang terakhir berkumpul dalam satu tempat yang luas, kemudian meminta kepada-Ku kemudian aku berikan kepada semua yang meminta apa yang mereka minta, maka hal itu tidak mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun kecuali seperti sehelai benang yang dicelupkan ke dalam lautan sekali celupan”

Seluruh hajat hamba tiada artinya di hadapan Allah, jika Allah berikan semua hajat itu maka hal itu tidak akan mengurangi kerajaan Allah sedikitpun. Berbeda halnya jika kita memberikan sesuatu yang kita miliki maka sesuatu itu akan berkurang dari kita. Namun Allah pencipta segala sesuatu, jika Allah berkehendak untuk menciptakan sesuatu maka akan tercipta. Sebagaimana firman-Nya :

إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

( يس : 82 )

“Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, “jadilah!”, maka jadilah sesuatu itu”. (QS. Yasiin : 82 )

Kemudian Allah berfirman dalam hadits qudsi :

يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أَحْفَظُهَا عَلَيْكُمْ ، فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا ، فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ ، وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا يَلُوْمَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ

“ Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya hal itu adalah amal-amal kalian, maka barangsiapa yang mendapatkan kebaikan (surga), maka hendaknya ia memuji Allah, dan jika ia mendapatkan selain itu ( neraka) maka jangan salahkan yang lain kecuali dirinya sendiri”

Maksudnya jika kita mendapatkan surga maka kita hendaknya memuji Allah, karena setiap pahala kita dikalikan 10 hingga 100 kali lipat dan banyak dosa-dosa yang dihapus Allah. Namun jika dengan hal itu masih tetap mendapat neraka, padahal dalam setiap shalat ada penghapusan dosa, dalam istighfar ada penghapusan dosa, membaca dzikir ada penghapusan dosa, hadir di majelis dzikir ada penghapusan dosa dan semua perbuatan baik diberi pahala dan penghapusan dosa, tetapi masih masuk neraka juga, maka jangan salahkan selain dirinya sendiri.

Saudara saudariku yang kumuliakan
Sampailah kita pada hadits yang kita baca tadi, bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari :

لَايُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ

“ Tidak sempurna iman salah seorang diantara kalian sampai aku lebih dicintainya dari orang tuanya, anaknya dan semua manusia”

Maka belum sempurna iman seseorang sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dicintainya lebih dari semua orang. Nabiyullah Ibrahim AS ketika diberi ujian oleh Allah subhanahu wata’ala untuk menyembelih anaknya, mana yang lebih ia cintai, Allah subhanahu wata’ala atau anaknya?!, maka nabi Ibrahim pun menjalankan perintah Allah, namun sebelum ia menyembelih nabi Ismail, Allah subhanahu wata’ala memerintah malaikat Jibril untuk menahan tangan nabi Ibrahim kemudian menggantikan sembelihannya dengan seekor domba. Allah ingin menguji sampai dimana keimanan dan kecintaan nabi Ibrahim kepada Allah, maka dikatakan oleh Rasulullah bahwa ummat ini harus lebih mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dari semua manusia. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani berkata dalam kitab Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari bahwa iman mempunyai tingkatan, dan semakin seseorang cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka semakin sempurna imannya dan di saat itulah ia mencapai tangga kesempurnaan iman, dan terus mencintai Rasulullah. Al Imam Ibn Hajar menyampaikan riwayat sayyidina Umar yang berkata : “wahai rasulullah aku lebih mencintaimu dari seluruh manusia kecuali diriku sendiri”, maka Rasulullah bersabda : “belum sempurna wahai Umar, kecuali aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri”, kemudian sayyidina Umar bin Khatthab berkata : “wahai Rasulullah, sekarang aku lebih mencintai dirimu dari semua manusia bahkan dari diriku sendiri”, maka Rasulullah menjawab : “sekarang wahai Umar”, barulah sayyidina Umar masuk ke dalam gerbang kesempurnaan iman, demikian terus menuju tangga-tangga iman yang lebih sempurna lagi, demikian pula murid-murid sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang lainnya. Dan kita jangan berputus asa, teruslah berusaha dengan kemampuan kita untuk meniti tangga-tangga kesempurnaan iman itu dengan mencintai sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Tentunya setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda, namun teruslah berusaha dan tidak berputus asa untuk menuju kesempurnaan iman dengan lebih mencintai Rasulullah dari semua manusia bahkan dari dirinya sendiri. Dan harus kita fahami bahwa perayaan maulid nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam atau syiar-syiar diadakan adalah agar kita semua semakin mencintai nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Saya tidak berpanjang lebar menyampaikan tausiah, ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan, yang pertama bahwa hari Minggu siang yang akan datang dari jam 11.00 sampai jam 03.00 ada acara maulid nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wasallam di masjid raya Al Munawwar ini, maka yang punya waktu silahkan datang. Yang kedua bahwa besok malam Rabu ada acara tasyakkuran salah seorang anggota Majelis Rasulullah dan sekaligus tasyakkuran atas hari kelahiran saya. Bukan berarti saya mengadakan ulang tahun, namun saudara kita ini ingin membuat tasyakkuran atas hari kelahiran saya, tanggal kelahiran saya tidak perlu disebut tanggal berapa, khawatir nanti banyak hadiah yang berdatangan dan saya tidak bisa berterimakasih kecuali hanya dengan doa saja. Jadi majelis besok sekaligus acara tasyakuran yang bertepatan dengan hari kelahiran saya dan juga haul salah satu keluarga beliau, insyaallah saya hadir, bukan hadiah yang saya harapkan namun kehadiran kalian yang saya harapkan. Dan yang ketiga, berhubung dengan banyaknya pertanyaan yang muncul atas fitnah-fitnah yang terjadi saat ini, maka kita tetap berjalan di bawah fatwa guru mulia kita Al Musnid Al Arif billah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh yaitu agar diantara ummat muslimin muslimat ini tidak terjadi perpecahan, dan juga tidak ada perbedaan pendapat bahwa orang yang mengakui bahwa ada nabi setelah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka ia telah murtad, seluruh madzhab telah sepakat akan hal itu. Namun ada perbedaan cara dalam membenahinya dan dalam hal ini guru mulia menyampaikan kepada saya dan untuk disampaikan kepada semua jama’ah majelis rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa jama’ah majelis rasulullah tidak bertindak kekerasan dengan cara berdemo, namun orang yang memilih demo juga tidak ada permusuhan dan perpecahan dengan kita karena tujuan mereka sama namun cara berbeda. Maka kita jama’ah majelis rasulullah mengikuti guru mulia kita Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, dengan cara bayan (penjelasan) dan ta’lim. Ketika banyak orang yang berkunjung kepada beliau dan bertanya : “wahai Habib, jika banyak faham dan aliran-aliran sesat telah muncul maka apa yang harus kita perbuat”? maka beliau menjawab : “buatlah majelis-majelis umum yang semua orang bisa hadir, karena majelis-majelis seperti itu meminimalkan muncuknya aliran-aliran sesat”. Hal itu yang telah diinstrusikan oleh guru mulia kepada saya. Jika di majelis-majelis yang lain memilih cara dengan demo maka silahkan saja, namun tidak ada ikhtilaf bahwa yang mengakui ada nabi terakhir setelah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka hal itu murtad. Itulah fatwa dari guru mulia kita, dan Insyaallah dalam beberapa bulan ini beliau akan berkunjung lagi ke Indonesia dan kita akan kembali berjumpa dengan beliau, amin. Dan kedepan kita akan terus menyebarkan syiar, dengan acara Isra’ Mi’raj, Nisfu Sya’ban , Haul Ahlu Badr insyaallah. Semoga keadaan muslimin muslimat semakin dibenahi oleh Allah subhanahu wata’ala, bersatu tanpa ada perpecahan, semakin Allah tebarkan hidayah sehingga mereka yang dalam kerusakan aqidah diberi taubah dan hidayah dari Allah subhanahu wata’ala, dan mereka yang dalam niat-niat yang kurang baik seperti yang niat mencopet kesini, semoga dilimpahi taubat untuk tidak mencopet lagi, saya doakan orang yang berniat buruk datang ke majelis ini dan ia bertobat maka Allah akan limpahi rahmat dan kemakmuran, amin. Selanjutnya kita berdzikir bersama untuk ketenangan kita, kota kita, bangsa kita dan seluruh muslimin muslimat, semoga rahmat berlimpah kepada kita. Dan juga semua yang menyaksikan dari jauh, yang mendengarkan di radio atau di streaming website majelis rasulullah semoga dilimpahi rahmat, amin ya rabbal ‘alamin…

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.

Selanjutnya kita teruskan dengan qasidah Muhammadun, kemudian talqin dan doa penutup oleh guru kita Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, falyatafaddhal masykura…
Terakhir Diperbaharui ( Monday, 07 March 2011 )
Selanjutnya..