Sabda Rasulullah SAW : “Belum sempurna iman kalian, hingga aku lebih dicintainya, dari ayah ibunya, dan anaknya, dan seluruh manusia” ........................ " Jadikan Jakarta Kota Sayyidina Muhammad SAW" ..........................." Jadikan Rasulullah SAW Idolamu !"(Shahih Bukhari)

Jumat, 21 Oktober 2011

Doa Sang Nabi SAW Untuk Ummatnya

قال رسول الله ِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
كُلُّ نَبِيٍّ سَأَلَ سُؤْلًا أَوْ قَالَ لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ قَدْ دَعَا بِهَا فَاسْتُجِيبَ فَجَعَلْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لِأُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah SAW: “Semua Nabi memohon permohonan, atau semua nabi mempunyai doa yang ketika mereka berdoa dikabulkan, maka kujadikan doaku adalah syafaat untuk ummatku di hari kiamat” (Shahih Bukhari)


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur , Yang mengangkat jiwa dan sanubari untuk mencapai keluhuran, Yang menyingkirkan sifat-sifat hina yang ada di dalam hati untuk menuju pada keindahan dan kasih sayang Allah, kerinduan dan kesucian Allah, menuju pada pengampunan Allah dan selalu asyik berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala, lalu dibukakan rahasia kelezatan doa dan munajat sehingga hatinya bercahaya dengan ketenangan doa dan munajat, hatinya bercahaya dengan ketenangan sujud, bercahaya dengan ketenangan hidup, dan sanubarinya bercahaya dengan ketenangan dari meninggalkan dosa dan segala hal-hal yang dimurkai Allah subhanahu wata’ala, dan senantiasa ingin berada dalam keridhaan Allah.

Kita telah membaca hadits luhur, bagaimana nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang mengatakan bahwa seluruh nabi mempunyai doa, dan setiap doa mereka telah dikabulkan, namun beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menahan doanya untuk memberi syafaat kepada ummatnya di hari kiamat, syafaat untuk para pendosa, syafaat untuk orang-orang yang banyak melakukan maksiat kepada Allah, dan sungguh cinta beliau lebih dari cinta ayah bunda kepada anaknya, demikian dalam cinta sang nabi kepada ummatnya, karena orang-orang yang mencintai kita kelak di hari kiamat pastilah akan meninggalkan kita, seorang ayah dan ibu akan meninggalkan anaknya, suami dan istri akan saling berpisah di hari kiamat, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ ، وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ ، وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ ، لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ

( عبس : 34-37 )

“ pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya, setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibukkannya.” ( QS. ‘Abasa : 34-37 )

Di saat itu kekasih akan berpisah dengan kekasihnya, namun sang nabi shallallahu ‘alaihi wasallam akan mencari ummatnya dan para pendosa (dari ummatnya) untuk diberi syafaat, para shalihin diberi hak syafaat, para ahli surga akan ditambah derajatnya di surga, para ahli neraka disyafaati agar selamat dari neraka, inilah kekasih kita yang mencintai kita, yang membela kita, yang belum pernah kita berjumpa dan melihat wajahnya (saw), namun cinta beliau telah sampai kepada kita dan seluruh ummatnya hingga akhir zaman. Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari, ketika saat-saat sakaratul maut sang nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wasallam meminta siwak kepada sayyidah Aisyah Ra, kemudian beliau bersiwak lalu beliau merebah di pangkuan sayyidah Aisyah seraya berkata : “ Aku akan bertemu dengan Ar Rafiiq Al A’laa ( Allah )”. Sayyidah Aisyah berkata bahwa hembusan nafas terakhir sang nabi sampai ke tubuh beliau, adapaun diantara doa nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di saat sakaratul maut adalah :

اَللّهُمَّ شَدِّدْ عَلَيَّ مَوْتِيْ وَخَفِّفْ عَلَى أُمَّتِيْ

“ Ya Allah pedihkanlah sakaratul mautku dan ringankan untuk ummatku”

Dan iriwayatkan dalam kitab-kitab sirah (sejarah Nabi saw), yang diantaranya riwayat Al Imam Thabrani dan lainnya, dimana ketika sayyidina Mu’adz bin Jabal ra meninggalkan Madinah Al Munawwarah atas perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk pergi ke Yaman, maka dalam keadaan antara tidur dan bangun ia mendengar suara : “ Wahai Mu’adz, bagaimana engkau bisa tidur dan tenang sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam keadaaan sakaratul maut”, namun sayyidina Mu’adz menganggap itu adalah bisikan syaitan, maka beliau terus melanjutkan perjalanannya, hingga ketika beliau sampai di Yaman kembali lagi terdengar bisikan : “Wahai Mu’adz…!, bagaimana engkau bisa tidur dan tenang sedangkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah berada di dalam kubur”, maka sayyidina Mu’adz berbalik arah dengan kudanya dan berteriak seakan orang yang tidak sadarkan diri, beliau bingung apa yang harus diperbuat karena bisikan itu terus menghampirinya, padahal beliau telah diperintah untuk pergi dan telah tiba di Yaman. Akhirnya beliau kembali lagi ke Madinah Al Munawwarah untuk menenangkan hatinya, maka beliau pun kembali ke Madinah Al Munawwarah dan di tengah perjalanan beliau bertemu dengan utusan sayyidina Abu Bakr As Shiddiq RA, utusan itu membawa surat dari sayyidina Abu Bakr As Shiddiq RA yang telah diangkat menjadi khalifah ketika itu, kemudian beliau membaca surat itu yang berbunyi : “wahai Mu’adz, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah wafat”, maka sayyidina Mu’adz bin Jabal terdiam dan air mata pun mengalir dan berkata : “Siapa lagi yang akan peduli pada anak yatim dan kaum fuqara’ dan orang-orang yang susah jika Rasulullah shallallahu shallallahu ‘alaihi wasallam telah wafat”. Maka sayyidina Mu’adz melanjutkan perjalanannya ke Madinah Al Munawwarah dan menuju ke rumah sayyidah Aisyah Ra, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah dimakamkan di rumah sayyidah Aisyah, maka ketika itu sayyidina Mu’adz bin Jabal mengetuk pintu rumah, dan sayyidina Mu’adz berkata : “ aku adalah Mu’adz bin Jabal dari kalangan Anshar yang diutus oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk pergi ke Yaman, dan aku tidak tau apa yang telah terjadi”, maka sayyidah Aisyah Ra berkata : “ Wahai Mu’adz bersyukurlah karena engkau tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di saat sakaratul maut, karena jika kau melihat wajah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam yang menahan pedihnya sakaratul maut beliau dan rasa sakaratul maut ummatnya shallallahu ‘alaihi wasallam maka sungguh engkau tidak akan bisa makan atau minum, bahkan engkau tidak akan bisa merasakan ketenangan hidup didunia hingga kau wafat”. Sungguh Allah subhanahu wata’ala Maha Mampu untuk meringankan sakaratul maut untuk sang nabi, namun beliau shallallahu ‘alaihi wasallam meminta sakit yang sangat pedih ketika sakaratul maut demi meringankan sakartul maut ummatnya sahallallahu ‘alaihi wasallam, maka rasa sakit dari setiap sakartul maut ummat beliau sebagian telah diringankan oleh sakitnya sakaratul maut yang dirasakan oleh sang nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

(hb Munzir tidak memperpanjang ceramah beliau sebab telah ceramah sebelum beliau Abuya KH Muhyiddin dari SUMEDANG, lalu diteruskan ceramah oleh Alhabib Salim bin Umar bin Hafidh dari Tarim Hadramaut)

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Selanjutnya kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata’ala semoga Allah menjauhkan kita dari segala musibah dengan keberkahan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan semoga Allah memuliakan hari-hari kita dengan cinta kepada-Nya dan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan semoga Allah menghadapkan langsung wajah kita dengan wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , kemudian dihadapkan untuk memandang wajah Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam hadits qudsi:

أَنَا جَلِيْسُ مَنْ ذَكَرَنِيْ

“ Aku adalah teman (sangat dekat dg) orang yang mengingat-Ku”

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.
Selanjutnya..

Selasa, 04 Oktober 2011

Ketenangan Yang Turun Ketika Membaca Al Quran

قَرَأَ رَجُلٌ الْكَهْفَ وَفِي الدَّارِ الدَّابَّةُ فَجَعَلَتْ تَنْفِرُ فَسَلَّمَ فَإِذَا ضَبَابَةٌ أَوْ سَحَابَةٌ غَشِيَتْهُ فَذَكَرَهُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : اقْرَأْ فُلَانُ فَإِنَّهَا السَّكِينَةُ نَزَلَتْ لِلْقُرْآنِ أَوْ تَنَزَّلَتْ لِلْقُرْآنِ

(صحيح البخابي)

Seorang lelaki membaca salah satu surat Alqur’an yaitu Al Kahfi, maka tiba tiba keledainya beringas dan lari, dipagi harinya beliau tanyakan pada Rasulullah SAW, Rasul SAW bersabda: bacalah terus dan bacalah (jangan takut), karena itu adalah ketenangan yang turun bersama Alqur’an atau turun untuk Alqur’an (maka beruntunglah yang membacanya (Shahih Bukhari)


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Lebih dari 100 ayat yang terkandung dalam kalimat-kalimat ini, dan salah satunya adalah firman Allah subhanahu wata’ala :

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا ، وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا

( الأحزاب : 45-46 )

" Wahai Nabi Saw, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi”. ( Al Ahzab : 45-46 )

Lebih dari 100 ayat yang menampung makna kalimat-kalimat dari pembukaan maulid Dhiyaaul Laami’ yang ditulis oleh Al Arif billah Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim Al Hafidh mata’anallahu bih.
Malam Selasa yang lalu saya berjumpa dengan beliau, dan yang pertama kali ditanyakan bukanlah keadaan saya, tetapi beliau bertanya bagaimana kabar jamaah , lalu saya menjawab bahwa jamaah rindu kepada beliau, maka beliau tertawa , dan insyaallah di awal bulan Desember beliau akan datang dan kita akan mengadakan dzikir akbar bersama beliau, somoga acara ini sukses .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai pembawa rahmat ilahi, yang dengannya terbukalah seluruh rahasia kebahagiaan dunia dan akhirat, dan dengan mencintainya maka hamba akan dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala. Tiada orang yang lebih dicintai Allah di penjuru barat dan timur selain para pecinta nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, dan mereka dalam rahasia kecintaan Allah subhanahu wata'ala, semoga kita termasuk diantara mereka. Dan majelis ini mengarahkan kita untuk mengidolakan samudera cinta, sayyidina Muhammad shallallahhu 'alaihi wasallam. Dan ketahuilah bahwa cinta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah bentuk cinta kepada Allah subhanahu wata'ala, dan barangsiapa yang taat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maka ia taat kepada Allah subhanahu wata'ala . Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari ketika salah seorang sahabat dipanggil oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam namun dia tidak menjawab panggilan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena dalam keadaan shalat, hingga panggilan yang ketiga kali beliau berkata : “wahai Fulan aku telah memanggilmu namun kau tidak memenuhi panggilanku, tidakkah engkau dengar firman Allah subhanahu wata’ala” :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

(الأنفال : 24 )

" Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu , ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan.” ( QS. Al Anfal : 24 )

Dari ayat dan kejadian tersebut, seluruh madzhab mengatakan bahwa jika dipanggil oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam keadaan shalat dan memenuhi panggilan beliau maka shalatnya tidak batal, karena dalil diatas memerintahkan untuk taat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bukan berarti memuliakan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam lebih dari Allah, justru karena hal itu adalah perintah Allah oleh sebab itu harus diperbuat. Dan dalam madzhab Syafi'i shalat tidak sah jika tanpa salam kepada nabi Muhammad shallallahu 'aalihi wasallam, yaitu dengan mengucapkan:

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

“ Salam sejahtera atasmu wahai nabi serta rahmat dan keberkahan Allah”

Dan salam itu diucapkan dengan kata ganti kedua, seakan orang yang diberi salam ada dihadapan kita (salam sejahtera untukmu wahai nabi), kita ketahui bahwa berbicara dalam shalat maka hal itu membatalkan shalat kecuali bersalam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang hal itu justru diwajibkan.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Akhlaq terindah ada dalam pribadi sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, wajah yang paling indah adalah wajah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga suatu waktu ketika onta merah yang sedang beringas karena marah dan dikurung dalam sebuah kandang, namun ketika melihat wajah yang paling indah, wajah sayyidina Muhammad shallallahub 'alaihi wasallam maka onta itu berlari menunduk menuju kepada nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam kemudian mencium kaki beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Di suatu waktu ketika Idul Adha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membeli 100 ekor onta dan 63 ekor onta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang menyembelihnya, dan sisanya sayyidina Ali bin Abi Thalib RA yang akan menyembelihnya. Hewan sembelihan ketika akan disembelih maka harus dijauhkan dari hewan yang lain karena jika ia melihat darah hewan yang disembelih maka ia akan marah dan mengamuk. Maka onta yang akan disembelih oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepalanya ditutup menggunakan kain, namun Rasulullah meminta untuk membuka kain yang menutupi kepala onta tersebut, dan Rasulullah telah siap dengan pisaunya untuk menyembelih onta tersebut, seketika itu onta-onta berebutan ingin segera disembelih oleh tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, onta tersebut bukan justru lari atau menghindar namun onta-onta tersebut rela jika lehernya dipotong oleh tangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Al Imam Muhdhar As Saggaf ‘alaihi rahmatullah di dalam salah satu syairnya yang bermakna :

“Jika engkau putuskan urat nadiku wahai guruku, dengan pisau yang telah ditajamkan, maka demi cintaku padamu sungguh aku ridha”.

Begitu pula cinta nabi Ibrahim AS kepada Allah sehingga rela menyembelih putranya Ismail As. Diriwayatkan dalam Shahihul Bukhari dimana salah seorang sahabat (khubaib ra) ditangkap oleh kuffar quraisy karena telah membunuh kafir quraisy kemudian dimasukkan ke dalam penjara untuk dijual, dan keluarga yang telah ia bunuh pun siap untuk membelinya, kemudian ia dibawa ke Makkah oleh kuffar quraisy dan di penjara ia melihat anak kecil di luar sel lalu ia meminjam silet kepada anak kecil itu mencukur karena besok ia akan dihukum gantung, ia ingin wajahnya rapih karena akan menghadap Allah subhanahu wata'ala. Maka anak kecil itu pun membawa silet cukur dan memberikan kepadanya, anak itu adalah anak orang yang besok akan membunuhnya, lalu ia mengambil pisau cukur itu dan anak kecil itu duduk di pangkuannya, tidak lama kemudian ibu anak tersebut lewat, ia terkaget dan berteriak : "sungguh celaka anakku berada dipangkuan orang itu”, ia pun memanggil suaminya, ayah ibu itu bingung dan ketakutan dan berkata : “baiklah katakanlah apa yang engkau inginkan, asal jangan kau lukai anak kami”, maka ia berkata : "apakah kalian mengira aku akan melukai anak kalian dengan pisau cukur ini?, aku membawa pisau cukur ini untuk merapikan wajahku agar ketika menghadap Allah wajahku dalam keadaan bersih dan rapih, maka biarkan anak ini duduk di pangkuanku, anak kalian aman bersamaku". Hal yang seperti ini adalah keberanian yang luar biasa, bukanlah sifat pengecut karena sebaliknya jika dia adalah orang yang pengecut maka ia akan melukai atau membunuh anak itu, namun kekuatan keberanian dan kejujuran membuat sahabat itu sangat mulia, dan hal ini adalah berkat tarbiyah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Maka setelah selesai mencukur pisau itu dikembalikan kepada anak tersebut, keesokan harinya dia dihukum gantung dan wafatlah sebagai Syahid.

Diriwayatkan juga dimana seseorang yang sangat shalih dan berbakti kepada ibunya, ia sedang melakukan ibadah di tempat khalwatnya, dan ketika itu ibunya memanggilnya: "Juraij", dalam keadaan shalat Juraij bingung antara memenuhi panggilan ibunya atau melanjutkan shalatnya, namun dia memilih untuk melanjutkan shalatnya. Maka sang ibu marah dan melaknat anak tersebut dan berkata : "aku melaknat engkau untuk tidak meninggal sampai engkau melihat wajah pelacur". Setelah selesai melakukan shalat Juraij keluar menemui ibunya dan meminta maaf namun sang ibu marah dan tidak memaafkannya. Beberapa waktu kemudian masuklah seorang pelacur ke tempat ibadah Juraij dimana pelacur itu dalam keadaan akan melahirkan dan akhirnya ia pun melahirkan di tempat tersebut, maka orang kampung datang dan bertanya bayi siapa yang telah dilahirkan oleh wanita itu, maka wanita itu menjawab : "bayi ini adalah anak Juraij, aku telah berzina dengannya", maka Juraij pun langsung ditangkap dan tempat ibadahnya dibakar, dalam keadaan seperti itu Juraij tidak mampu berbuat apa-apa dan berkata : "Ya Allah, aku membelamu lebih dari semua makhluk, namun saat ini sumpah ibuku telah terbukti, namun buktikanlah wahai Allah bahwa orang yang memilih-Mu lebih dari segala-galanya tidak akan Engkau biarkan terdhalimi”, maka Juraij berkata kepada bayi yang baru lahir tersebut : "wahai bayi siapakah ayahmu?", maka bayi itu berkata : "ayahku seorang petani, bukan engkau wahai Juraij", bayi itu berbicara dengan kehendak Allah, Allah ingin menunjukkan bahwa orang yang memilih Allah dan membela-Nya tidak akan dibiarkan oleh Allah untuk di dhalimi .

Dalam hadits yang kita baca tadi, dan terdapat banyak riwayat akan hadits tersebut. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam didatangi oleh sababat untuk bertanya, dimana suatu malam ia membaca Al qur'an, dalam riwayat lain disebutkan bahwa ia membaca surat Al Kahfi, kemudian ia melihat awan gelap seperti kabut yang turun , maka keledainya lari, kemudian ia mengadukannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada nya : "teruslah lanjutkan bacaanmu jangan engkau hentikan , karena awan itu adalah malaikat yang turun karena cahaya Al qur'an yang engaku baca”. Maka hadits ini merupakan penyemangat kepada kita untuk senantiasa membaca Al qur'an khususnya di malam hari, meskipun membacanya tanpa mengetahui artinya. Dan membaca Al qur’an jika yang membacanya dalam keadaan gundah maka bacaan itu akan menjadikannya lebih tenang, dan terlebih lagi jika membacanya dengan mengetahui makna ayat-ayat yang dibaca maka ia tidak akan pernah merasa bosan untuk membacanya. Oleh karena itu, sayyidina Utsman bin Affan RA menghatamkan Al qur'an setiap malam. Dan masih banyak para ulama’ dan shalihin yang melakukan hal tersebut, sebagaimana Al Imam Muhammad bin Hasan Jamalullail (Keindahan malam) dimana beliau tidak mau membaca Al qur'an di siang hari ketika bulan Ramadhan, karena ketika membaca Al qur'an dia merasakan manisnya madu di mulutnya, maka jika ia membaca Al qur’an di siang hari ketika bulan Ramadhan ia akan merasakan manisnya madu di mulutnya, oleh karena itu ia tidak membaca Al qur’an di siang hari ketika bulan Ramadhan. Beliau jika melakukan qiyamul lail dan ketika dalam keadaan berdiri maka tidak bisa dibedakan antara badan beliau dan tiang masjid karena beliau tegak berdiri tanpa bergerak. Dan banyak para salafusshalih yang berjuang untuk mencapai keridhaan Allah subhanahu wata’ala, dan diantaranya sebagaimana yang telah dijelaskan oleh guru mulia Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim, dimana ada seseorang yang sangat tua renta dan setiap malamnya tidak pernah terlewati dari membaca Al Qur’an di masjidnya, dan hal ini terjadi pada masa Al Habib Alwi jSyahabuddin. Dan suatu malam turun hujan yang sangat deras sehingga membuat jalanan berantakan dan penuh lumpur, maka orang-orang yang biasa membaca Al qur’an bersamanya menyangka orang tua itu tidak akan datang karena melihat keadaan yang tidak memungkinkan untuk dia datang ke Masjid sehingga mereka memutuskan untuk memulai membaca Al qur’an, dan ketika mereka akan memulai bacaan terlihat dari kejauhan sebuah lentera kecil yang ternyata dia adalah orang tua tersebut yang tertatih-tatih berjalan yang akhirnya pun tiba di Masjid .

Saudara saudariku yang kumuliakan
Juga berhati-hati dalam menjaga amanah, diriwayatkan dalam sebuah riwayat yang tsiqah dimana ada seseorang yang selama 20 tahun puasa Ramadhannya tidak diketahui oleh orang lain dan syaithan tidak menyukai akan hal ini, suatu saat ketika ia pergi ke pasar untuk membeli kurma maka syaithan merubah wujud menjadi manusia, dan di saat dia membeli kurma maka si syaithan berdesakkan untuk mendahuluinya dan bertkata : “saya berpuasa sunnah selama 3 hari sebaiknya kamu jangan mendahului aku”, maka orang tersebut berbisik dalam hatinya : “aku berpuasa selama 20 tahun tidak merasa sombong sepertimu”, kemudian orang itu membeli ikan dan kembali syaithan itu berdesakkan dan hendak mendahuluinya lalu berkata : “saya berpuasa sunnah selama 3 hari maka jangan engkau mendahului aku”, orang itu kembali berbisik dalam hatinya : “ aku berpuasa selama 20 tahun tidak sombong sepertimu”, dan yang ketiga kalinya orang tersebut kembali membeli kurma, dan syaithan pun berdesakkan dan minta dilayani terlebih dahulu seraya berkata : “ jangan pedulikan orang ini, segera layani aku karena aku telah puasa sunnah selama 3 hari”, maka orang itu berkata : “dan aku selama 20 tahun berpuasa tidak sombong sepertimu”, maka syaitan berkata dengan gembira : “aku adalah syaithan, dan aku ingin amalan kamu diketahui oleh orang lain agar engkau merasa sombong, sehingga habislah amal puasamu selama 20 tahun”. Maka berhati-hatilah terhadap godaan syaithan .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Banyak orang yang berputus asa dengan masalah rizki, masalah jodoh, masalah tahta, ketakutan dan lain sebagainya, yang mana kesemua ini ada dalam diri nabi Musa AS, beliau dibesarkan di dalam istana agung Fir’aun, kemudian ia lari ke tempat dimana dia tidak mempunyai makanan dan minuman, tidak mempunyai pekerjaan, tidak pula mempunyai istri dan keluarga dan dalam keadaan ketakutan, dalam perjalanan dia mendapati sebuah sumur dimana ketika itu ada 2 orang perempuan yang ingin mengambil air di sumur lantas dia membantu mereka, setelah itu nabi Musa As beristirahat dan berdoa, karena doa dapat merubah keadaan, di zaman sekarang banyak orang yang meremehkan doa dan hanya berpegang dengan usaha tanpa doa, justru usaha dengan disertai doa jauh lebih baik daripada usaha yang tidak disertai dengan doa, karena usaha tanpa disertai doa akan berakhir dengan neraka, maka ketika itu nabi Musa As berdoa :

رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

( القصص : 24 )

"Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku". ( QS: Al Qashash : 24 )

Setelah itu datanglah kepadanya salah seorang wanita yang telah ia bantu mengambil air di sumur, dan berkata bahwa ayahnya memanggilnya untuk memberi upah atas sesuatu yang telah dia lakukan, tetapi nabi Musa menolak untuk menerima upah tersebut, dan ternyata nabi Musa AS dinikahkan dengan salah satu wanita tersebut. Dan doa tersebut telah diajarkan oleh guru kita Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidh, jika sulit dalam rizki atau jodoh maka perbanyaklah doa tersebut, maka insyaallah usaha dipermudah, jodoh dipermudah dan segala urusan dipermudah, amin. Selanjutnya tausiah singkat oleh As Syaikh bin Faruq Najmuddin dari Meulborn Australia, dan diterjemahkan oleh Al Habib Alwi bin Yahya, yatafaddhal masykura
Selanjutnya..

Jumat, 09 September 2011

Seorang Muslim Yang Baik

قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِه، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ(صحيح البخاري)Sabda Rasulullah saw : “Orang muslim yang baik adalah yang muslim lainnya aman dari ganguan ucapannya dan tangannya, dan orang yang Hijrah (tergolong kelompok Muhajirin) adalah yang meninggalkan apa apa yang dilarang Allah" ((Shahih Bukhari)Imageبسم الله الرحمن الرحيم حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَاجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ (صحيح البخاري)Hadits ini memiliki makna yang sangat luas, diantaranya bahwa seorang muslim yang sejati adalah muslim yang mana orang-orang muslim lainnya selamat dari perbuatan lidah dan tangannya. Dimana kejahatan lidah (mulut) tidak hanya terbatas dengan umpatan atau cacian, namun kejahatan lidah bisa juga dengan mengadudomba, memfitnah dan lainnya. Begitu pula kejahatan tangan tidaklah hanya terbatas dengan pukulan namun bisa juga disebabkan karena jabatan, kekuasaan, kekuatan, atau harta. Maka seorang muslim yang baik adalah seorang muslim yang ketika orang muslim lainnya selamat dari perbuatan (kejahatan) lidah dan tangannya, ia tidak mencelakai muslim yang lain dengan lidah atau tangannya. Akan tetapi makna yang lebih agung dari hadits ini, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh guru mulia Al Musnid Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafizh, bahwa seorang muslim yang baik adalah ketika orang muslim yang lain selamat karena lidah dan tangannya. Mungkin lidahnya (ucapan) yang berupa nasihat membuat orang lain selamat dari perbuatan jahat atau semisalnya , mungkin tangannya (perbuatannya) membuat orang lain selamat dari kejahatan atau musibah, seperti contoh ketika seseorang melihat orang faqir yang kesusahan kemudian ia mengumpulkan dana dari teman-temanya untuk membantu orang tersebut karena khawatir jika ia dibantu oleh orang lain yang memiliki kekuasaan atau kekuatan ia akan menghamba kepada orang yang membantu tersebut. Maka seorang muslim yang seperti ini adalah muslim yang sejati dimana telah menyelamatkan muslim lainnya dengan ucapan dan perbuatannya. Dan tidak ada yang lebih selamat di dunia dan di akhirah lebih dari sang pembawa keselamatan, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan tidak satu pun makhluk yang dicipta Allah di segala penjuru barat dan timur dari golongan malaikat, jin atau manusia akan selamat jika bukan karena makhluk yang dicipta Allah yang mendapatkan bagian dari rahmat Allah, dan rahmat itu adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ(الأنبياء : 107 )“Dan kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam”. (QS.Al Anbiyaa: 107)Oleh karena itu berpeganglah erat pada rahmat itu, rangkullah keindahan cinta kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Semakin kita dekat kepada Allah subhanahu wata’ala dengan kedekatan yang sebenarnya, maka kita pun akan semakin dekat dan cinta kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Bahkan seluruh makhluk di alam semesta ini tunduk kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan izin Allah subhanahu wata’ala. Dahulu di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam, suatu ketika seorang baduwi lewat dihadapan Rasulullah kemudian beliau bertanya: “wahai fulan, hendak kemanakah engkau?” dia menjawab : “pergi untuk bersilaturrahmi ke rumah si fulan”, maka Rasulullah shallallalhu ‘alaihi wasallam berkata: “Maukah engkau kuberi sesuatu yang lebih berharga daripada hal itu?”, orang baduwi itu berkata : “apa itu?”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهَ وَإِنِّي مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ الله“Engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku adalah Muhammad utusan Allah”Kemudian orang baduwi itu bertanya : “apa yang akan aku dapatkan jika aku mengucapkannya, dan apa yang bisa membuktikan bahwa kalimat itu benar?”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “lihatlah pohon yang sangat besar itu, hampirilah pohon itu dan katakan padanya : “wahai pohon! Engkau dipanggil oleh Muhammad”. Orang baduwi itu pun merasa ragu untuk menjalankan perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena dia menganggap hal yang mustahil terjadi, namun akhirnya ia melaksanakannya dan berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Aku akan panggil pohon itu, namun jika pohon itu tidak mengikuti perintahmu maka akan kutebas lehermu”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “baik, lakukanlah”. Maka orang baduwi itu berjalan menuju pohon besar itu, dan ketika samapi didepan pohon itu ia berkata : “wahai pohon! engkau dipanggil oleh Muhammad”, maka dalam sekejap pohon itu pun mulai menarik akar-akarnya sehingga seluruh akarnya keluar dari dalam bumi lalu berjalan menuju kehadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan pohon itu berkata :السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ“Salam sejahtera atasmu wahai nabi serta rahmat dan keberkahan-Nya”Melihat kejadian tersebut, orang baduwi itu terpaku antara sadar dan tidak karena telah melihat pohon yang sangat besar menyeret akar-akarnaya dari dalam bumi kemudian berjalan menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu mengucapkan salam kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka orang baduwi itu hendak menguji Rasulullah lagi dengan meminta beliau shallallahu ‘alaihi wasallam agar memerintah pohon itu untuk kembali pada tempatnya, si baduwi itu mengira jika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam hanya mampu memanggilnya saja, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memenuhi permintaan baduwi itu dan berkata : “wahai pohon! kembalilah engkau ke tempatmu!”, maka pohon itu pun menyeret semua akar-akarnya dan kembali ke tempatnya, seakan telah dibantu oleh bumi untuk kembali ke tempat asalnya. Kemudian orang baduwi itu berkata :أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ“Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”Hal yang seperti adalah hal yang sangat mudah bagi sang nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana dalam peperangan Uhud ketika ada seorang sahabat yang terpotong tangannya oleh kaum musyrikin, maka ia datang kepada Rasulullah dengan membawa potongan tangannya dan berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “wahai Rasulullah tanganku terpotong oleh kaum musyrikin”, maka Rasulullah pun mengambil potongan tangan sahabat tersebut kemudian mengembalikannya pada semula sehingga sahabat tersebut dapat kembali berperang. Suatu waktu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi salah seorang sahabat yang berusia 40 tahun, lalu ia berkata : “wahai Rasulullah, doakanlah wajahku”, lantas Rasulullah mengusap wajahnya dan berkata: “Ya Allah perindahlah wajahnya”, akhirnya sahabat itu wafat dalam usia 80 tahun namun wajahnya seperti wajah anak berusia 15 tahun, hal-hal yang seperti itu merupakan mu’jizat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.Dahulu sayyidina Hassan bin Tsabit sering memuji nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan syair-syairnya dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah marah atas pujian-pujian tersebut. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam marah dan tidak menyukai pujian-pujian yang diucapkan oleh orang-orang munafik, sehingga di zaman sekarang hal ini digunakan sebagai dasar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak suka dipuji, padahal hal itu adalah dalil bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak suka dipuji oleh orang munafik, mengapa? karena mereka (orang-orang munafik) hanya sekedar suka memuji beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tanpa mengikuti beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana ketika ada peperangan mereka para kaum munafik tidak mau ikut serta dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan pengikutnya, bahkan mereka para kaum munafik menginginkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat dalam peperangan tersebut sehingga tidak kembali lagi, dan mereka memuji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hanyalah agar aman dan selamat dari pedang sayyidina Umar bin Khattab dan para pembesar kaum muslimin yang lainnya, maka hal itulah yang tidak disukai oleh Rasulullah karena pujian dan cinta mereka tidaklah sebenarnya.Terdapat dalam riwayat Shahih Al Bukhari, ketika sayyidina Hassan bin Tsabit membaca qasidah/nasyidah didepan kubah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di masjid An Nabawi, maka ketika itu datanglah sayyidina Umar bin Khattab RA dan berkata : “wahai Hassan bin Tsabit, tidak adakah tempat lain untuk engkau membaca qasidah selain di tempat ini?”, maka sayyidina Hassan berkata: “Dahulu aku telah membaca qasidah di tempat ini dan ketika itu ada orang yang lebih mulia daripada engkau (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mendoakanku dengan berkata : “semoga Allah subhanahu wata’ala menjaga bibirmu”, yang disaat itu ada Abu Hurairah ada bersama mereka ditanya oleh sayyidina Umar bin Khattab Ra : “Benarkah demikian wahai Abu Hurairah?” , maka Abu Hurairah menjawab dan membenarkan hal itu.Dan setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat pun masih banyak orang yang membaca qasidah di makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hingga abad ke-18 ini, jangankan membaca qasidah di makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghadap ke makam beliau pun dilarang.Dahulu di masa seorang penyair hebat dan sangat terkenal yaitu syaikh Farazdaq dimana beliau selalu asyik memuji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau mempunyai kebiasaan melakukan ibadah haji setiap tahunnya. Suatu waktu ketika beliau melakukan ibadah haji kemudian datang berziarah ke makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan membaca qasidah di makam beliau shallallahu ‘alaihi wasallam,dan ketika itu ada seseorang yang mendengarkan qasidah pujian yang dilantunkannya, setelah selesai membaca qasidah orang itu menemui syaikh Farazdaq dan mengajak beliau untuk makan siang ke rumahnya, beliau pun menerima ajakan orang tersebut dan setelah berjalan jauh hingga keluar dari Madinah Al Munawwarah hingga sampai di rumah orang tersebut, sesampainya di dalam rumah orang tersebut memegangi syaikh Farazdaq dan berkata: “sungguh aku sangat membenci orang-orang yang memuji-muji Muhammad, dan kubawa engkau kesini untuk kugunting lidahmu”, maka orang itu menarik lidah beliau lalu mengguntingnya dan berkata : “ambillah potongan lidahmu ini, dan pergilah untuk kembali memuji Muhammad”, maka Farazdaq pun menangis karena rasa sakit dan juga sedih tidak bisa lagi membaca syair untuk sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian beliau datang ke makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berdoa : “Ya Allah jika shahib makam ini tidak suka atas pujian-pujian yang aku lantunkan untuknya, maka biarkan aku tidak lagi bisa berbicara seumur hidupku, karena aku tidak butuh kepada lidah ini kecuali hanya untuk memuji-Mu dan memuji nabi-Mu, namun jika Engkau dan nabi-Mu ridha maka kembalikanlah lidahku ini ke mulutku seperti semula”, beliau terus menangis hingga tertidur dan bermimpi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang berkata : “aku senang mendengar pujian-pujianmu, berikanlah potongan lidahmu”, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengambil potongan lidah itu dan mengembalikannya pada posisinya semula, dan ketika syaikh Farazdaq terbangun dari tidurnya beliau mendapati lidahnya telah kembali seperti semula, maka beliaupun bertambah dahsyat memuji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Hingga di tahun selanjutnya beliau datang lagi menziarahi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kembali membaca pujian-pujian untuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan di saat itu datanglah seorang yang masih muda dan gagah serta berwajah cerah menemui beliau dan mengajak beliau untuk makan siang di rumahnya, beliau teringat kejadian tahun yang lalu namun beliau tetap menerima ajakan tersebut sehingga beliau dibawa ke rumah anak muda itu, dan sesampainya di rumah anak muda itu beliau dapati rumah itu adalah rumah yang dulu beliau datangi lalu lidah beliau dipotong, anak muda itu pun meminta beliau untuk masuk yang akhirnya beliau pun masuk ke dalam rumah itu hingga mendapati sebuah kurungan besar terbuat dari besi dan di dalamnya ada kera yang sangat besar dan terlihat sangat beringas, maka anak muda itu berkata : “engkau lihat kera besar yang di dalam kandang itu, dia adalah ayahku yang dulu telah menggunting lidahmu, maka keesokan harinya Allah merubahnya menjadi seekor kera”. Dan hal yang seperti ini telah terjadi pada ummat terdahulu, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ( الأعراف :166 )“Maka setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang, Kami katakan kepada : “mereka jadilah kalian kera yang hina”. ( QS. Al A’raf : 166 )Kemudian anak muda itu berkata: “jika ayahku tidak bisa sembuh maka lebih baik Allah matikan saja”, maka syaikh Farazdaq berkata : “Ya Allah aku telah memaafkan orang itu dan tidak ada lagi dendam dan rasa benci kepadanya”, dan seketika itu pun Allah subhanahu wata’ala mematikan kera itu dan mengembalikannya pada wujud yang semula.Dari kejadian ini jelaslah bahwa sungguh Allah subhanahu wata’ala mencintai orang-orang yang suka memuji nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, karena pujian kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam disebabkan oleh cinta dan banyak memuji kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berarti pula banyak mencintai beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan semakin banyak orang yang berdzikir, bershalawat dan memuji nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalla, maka Allah akan semakin menjauhkan kita, wilayah kita dan wilayah-wilayah sekitar dari musibah dan digantikan dengan curahan rahmat dan anugerah dari Allah subhanahu wata’ala.وصلى الله على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمينTerakhir Diperbaharui ( Wednesday, 24 August 2011 ) Selanjutnya..

Rabu, 27 Juli 2011

Diperlihatkannya Tempat Manusia Setelah Wafat

قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
إِنَّ أَحَدَكُمْ، إِذَا مَاتَ، عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ، بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ، إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ، فَيُقَالُ، هَذَا مَقْعَدُكَ، حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah SAW :
“Sungguh setiap dari kalian jika wafat maka ditunjukkan padanya setiap pagi dan sore tempatnya kelak, jika ia penduduk surga maka ia melihat surga dan dikabarkan bahwa ia penduduknya, jika ia penduduk neraka maka ia diperlihatkan neraka, dan dikabarkan padanya bahwa ia penduduknya, dan dikatakan padanya: inilah tempatmu kelak!. demikian hingga kalian dibangkitkan Allah dihari kiamat” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hadirin – hadirat yang sama sama kita muliakan, para ulama, para habaib, para sesepuh dan saudara saudara saya sekalian. Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, dan para pendengar dan yang menyaksikan lewat streaming siaran langsung www.majelisrasulullah.org dimana pun anda berada.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ وَاْلحَمْدُلِلهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الْحَمْدُلِلهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذا َاْلمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ

Limpahan puji ke hadirat Allah Swt Yang Maha Meluhurkan hamba – hamba-Nya menuju gerbang – gerbang keluhuran, menuju dan membimbing hamba menuju kesucian, menuju kemuliaan dunia dan akhirat, menuju kebahagiaan dunia dan akhirat dengan tuntunan Sang Pembawa Kemuliaan dunia dan akhirat, Sayyidina Muhammad Saw. Tuntunan Ilahi berupa siang dan malam, berupa susah dan senang, berupa kenikmatan dan musibah, berupa kelahiran dan kematian yang kesemuanya merupakan tuntunan Ilahi, perputaran waktu setiap detik dan setiap kejadian adalah pengajaran dan bimbingan Ilahi di dunia agar hamba-Nya menyadari bahwa kehidupan ini kehidupan yang penuh tipuan dan fana, kehidupan yang tidak kekal. Yang lahir akan berubah tidak akan kekal dalam keadaan bayi, akan berubah menjadi dewasa dan yang dewasa tidak akan kekal menjadi dewasa, ia akan menjadi tua renta dan yang tua renta tidak akan abadi dalam keadaannya, ia akan wafat dan adapula yang wafat sebelum dilahirkan. Ada yang wafat, izin Allah untuk tinggal di muka bumi beberapa detik saja, ada yang diizinkan Allah untuk tinggal di bumi-Nya beberapa tahun, ada yang diizinkan Allah tinggal di bumi-Nya puluhan tahun, ada yang diizinkan Allah tinggal di bumi-Nya melebihi seratus tahun, ada yang dilimpahi kehidupan yang lalu kehidupan banyak musibah namun ia mudah kelak di akhirat, ada yang hidupnya didalam keindahan dan kenikmatan namun ia sulit di akhirat. Namun ada hamba – hamba yang terpilih untuk mendapatkan kemudahan dunia dan akhirat. Mereka yang mengikuti tuntunan Sang Pembawa Kebahagiaan dunia dan akhirat, Sayyidina Muhammad Saw. Sebagaimana Allah Swt berfirman

أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ; بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا ؛ وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا ؛ وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا ؛ وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا ؛ وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَاهَا ؛ وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا ؛ وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا ؛ فَأَلْهَمَهَافُجُوْرَهَاوَتَقْوَاهَا ؛ قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا ؛ وَقَدْ خَابَ مَنْ دَ سَّاهَا

( الشمس : ١ - .١)

Allah menasehati itu dengan lembut dan indah. Didalam Surat Asy-Syams Allah menyebut

وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا

( الشمس :١ )

“Demi matahari dan cahaya dhuha” (QS. Asy-Syams : 1)

Kalian lihat matahari itu sudah kita ketahui bukan hanya seperti lampu yang kita lihat tapi ia adalah gumpalan api yang sangat mengerikan penuh dengan gejolak dan ledakan, yang ledakannya mencapai ratusan kilometer daripada dasarnya. Hadirin – hadirat, ledakan api dan gemuruh yang dahsyat itu Allah jadikan jauh dari bumi hingga bisa dinikmati cahaya dhuha. Allah ingin mengingatkan lihat api yang bergejolak yang menggumpal sangat mengerikan Ku-jadikan ia sebagai cahaya pagi yang indah jika dilihat karena Allah. Dibatasi dengan jarak yang sedemikian jauh hingga ia tidak membakar kita dengan ledakan – ledakannya malah menerangi kita. Hadirin – hadirat, dari satu ayat ini sudah merupakan pembuka bagi kita beribu - ribu gerbang untuk mendekat kepada Allah dari indahnya Rabbul ‘Alamin Swt yang memunculkan siang setiap harinya, memunculkan pagi setiap harinya melewati kehidupan kita.

وَالْقَمَرِ إِذَا تَلَاهَا

( الشمس :٢ )

“Dan demi bulan purnama ketika ia telah terang – benderang” (QS. Asy-Syams : 2)

Apa itu bulan purnama? Bulan purnama hanyalah satu planet yang gelap gulita penuh dengan lubang – lubang namun karena pantulan cahaya matahari, ia menjadi terang – benderang dan indah dengan kehendak Allah Swt. Dua ayat ini mengingatkan kepada tipuan dunia, kehidupan dunia adalah permainan dan sandiwara. Suatu gejolak api yang sebenarnya terlihat menjadi matahari yang menerangi tidak menyakiti, sesuatu yang kelihatannya indah bulan purnama hakikatnya hanyalah tempat… bundar yang penuh bolong – bolong yang gelap tidak bercahaya itulah dunia kehidupannya. Kehidupan dunia sebelum barzah dan akhirat.

وَالنَّهَارِ إِذَا جَلَّاهَا

( الشمس :٣ )

“Dan demi siang ketika sedang teriknya” (QS. Asy-Syams : 3)

وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَاهَا

( الشمس :٤ )

“Dan demi malam ketika gelap gulita” (QS. Asy-Syams : 4)

Allah Swt Maha Tinggi, Allah ciptakan terang – benderang, teriknya siang. Ada awan yang melindungi agar manusia tidak selalu dalam keadaan panas terik padahal matahari tidak pernah berhenti bercahaya sampai yaumal qiyamah. Dan Allah Swt juga menciptakan untuk kita pepohonan dan juga bebatuan dan juga segala hal yang bisa dirangkai untuk menjadi bangunan yang membuat kita terjaga daripada teriknya matahari. Sedangkan di malam hari, ini maksudnya walaupun keadaan terik, Allah siapkan untuk kita di dunia ini sesuatu yang … supaya kita tidak kena teriknya. Di malam hari saat gelap gulita, Allah tidak haruskan kita gelap gulita walaupun matahari tidak terlihat karena waktunya malam. Allah ciptakan api dari kayu, dari batu api dan lainnya, dari penerang listrik dan juga semua yang berasal dari bumi, Allah Maha Tau bahwa manusia itu di malam hari juga ada yang mau beraktifitas. Disini kita bisa mengambil sebagai ibrah (pelajaran) bahwa disaat kita didalam panas, didalam kenikmatan yang berlimpah jangan lupa berteduh di bawah payung – payung syukur. Jangan tertipu dengan teriknya matahari kemudahan karena barangkali setelah itu akan datang kesulitan, karena tidak ada matahari atau siang hari yang kekal pasti akan datang malam hari. Ketika datang malam hari kegelapan, atau kegelapan musibah yang sedang menghimpit kita, sungguh Allah telah menciptakan pelita do’a untuk menyingkirkan musibah itu dengan segera maka gelapnya musibah berubah menjadi terang – benderang dengan cahaya do’a maka termudahkanlah si gelap akan pergi terusir oleh terang – benderangnya do’a.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian salah satu bentuk dari ibrah (pelajaran) yang muncul dari ayat – ayat luhur, kalimat - kalimat tersuci

وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَاهَا

( الشمس :٥ )

“Dan demi langit dan pembangunannya” (QS. Asy-Syams : 5)

Kita lihat orang – orang yang membangun mulai dari membangun gubuk sampai membangun bangunan yang berpuluh tingkat. Sampai bangunan yang berpuluh tingkat itu dengan konstruksi bangunannya, dengan segala bentuknya, ada dengan bahan kaca, dengan bahan besi, dengan bahan timah, dengan bahan tanah, dengan bahan semen, dengan bahan karpet, dengan bahan – bahan lainnya semuanya dirangkai dengan demikian untuk jadi satu bangunan. Bagaimana dengan bangunan langit dan semesta ini? Yang ujungnya belum kelihatan dan belum ditemukan ujung langit pertama. Baru ditemukan galaksi terjauh yang jaraknya 13,1 milyar tahun kecepatan cahaya. Kecepatan cahaya itu 300.000 kilometer per detik. Bayangkan jauhnya 13,1 milyar tahun kecepatan cahaya. 13,1 milyar tahun kalikan 365 hari kalikan 24 jam kalikan 60 menit kalikan 60 detik, itulah jauhnya galaksi terjauh yang baru ditemukan sekarang dan belum ujungnya langit pertama. Bagaimana dengan langit kedua, ketiga, keempat? bagaimana dengan arsy, alkursiy, lauhul mahfudh dan segalanya.

وَالسَّمَاءِ وَمَا بَنَاهَا

( الشمس :٥ )

“Demi langit dan demi pembangunannya” (QS. Asy-Syams : 5)

Demikianlah hal itu terjadi, dengan ciptaan Rabbul ‘Alamin Tuhanku dan Tuhan kalian, Yang Maha Mengenalkan Nama Nya kepada kita. Al Qarib = Yang Maha Dekat.

Allah Swt berfirman “wa idza saalaka ‘ibadiy anni fainni qarib, ujibbuda’ wa tada’i idza da’ani, Jika hamba-Ku bertanya tentang Aku, katakanlah Aku dekat, jika hamba-Ku bertanya tentang Aku katakanlah Aku dekat, Aku menjawab setiap yang menyeru-Ku. Jawaban Allah itu dengan anugerah dan pemberian yang tidak kita ketahui. Kita berdo’a dan berdo’a, tidak tau berapa banyak pemberian yang diberikan Allah sebelum kita meminta kepada Allah, lepas dari apa yang kita minta. Maksudnya selain dari yang kita minta, sudah Allah berikan anugerah yang sangat besar lain daripada yang kita minta, bisa terkabul bisa tidak, kalau tidak bisa jadi tidak, salah satu dari tidak yaitu bisa. Tidak dikabul tetapi salah satu daripada musibah yang akan datang padanya dihapus oleh Allah. Kedua: Allah jadikan penghapusan dosa. Ketiga: Allah tunaikan di akhirat. Nanti di akhirat dikumpulkan orang – orang, semua orang harus membayar hutangnya. Satu sama lain membayar hutangnya dan Allah juga membayar hutangnya. Hutang Allah kepada siapa? kepada yang berdo’a yang belum Allah kabulkan di dunia.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,

وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا

( الشمس :٦ )

“Dan demi bumi dan hamparannya” (QS. Asy-Syams : 6)

Tidak bisa kita bayangkan setiap detik orang hidup dan wafat. Setiap detik ada kelahiran, setiap detik ada yang wafat, setiap detik ada tangisan gembira karena menerima kelahiran dan setiap detik ada tangisan sedih karena kematian. Hadirin – hadirat, demikian kehidupan dunia.

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا

( الشمس :٧ )

“Dan demi manusia dan penciptaannya” (QS. Asy-Syams : 7)

Penciptaan manusia ini, kehidupan di dunia kemudian wafat menuju alam barzah menanti kehidupan yang kekal, menanti kebahagiaan yang kekal bagi yang layak mendapatkannya dan yang telah diizinkan oleh Allah Swt untuk mendapatkannya dan yang tidak mendapatkannya maka mereka dalam kerugian besar. Beruntunglah kita yang berkumpul dalam perkumpulan luhur ini. Inilah perkumpulan dimana Allah membawa banyak nama – nama hamba-Nya dari kehinaan menuju keluhuran, dari keluhuran menuju keluhuran yang lebih lagi. Semoga Allah jadikan kita semua hamba – hamba yang diridhoi-Nya, dilimpahi Rahmat dan Kebahagiaan di dunia dan di akhirat, amin.

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا

( الشمس :٩ )

“Sungguh beruntung orang – orang yang mensucikan dirinya” (QS. Asy-Syams : 9)

dengan sholat, dengan puasa ramadhan, dengan dzikir, dengan do’a, dengan sholawat, dengan sodaqah, dengan zakat, dengan haji, dengan umroh, bermacam – macam ibadah.

وَقَدْ خَابَ مَنْ دَ سَّاهَا

( الشمس :.١ )

“Dan sungguh merugi mereka – mereka yang mengotorinya” (QS. Asy-Syams : 10)

dengan dosa, dengan mengumpat, dengan mencaci, dengan perbuatan – perbuatan munkar lainnya. Merugi, kenapa? Karena nafasnya terbatas. dia tidak ingin kekal di dunia, dia tidak tau kapan ia lahir dan bukan jaminannya dan ia tidak tau kapan akan wafat.

wamaa tadri nafsun madza taksibu ghada, wamaa tadri nafsun bi ayyi ardhin tamuut (QS Lukman 34) manusia tidak tahu apa yang akan ia lakukan dan yang akan terjadi padanya esok, apakah masih hidup atau sudah wafat? Dan manusia juga tidak tau apa dan dimana dan dalam keadaan apa ia wafat, apakah wafat saat dalam kelahiran, apakah wafat di rumah sakit, apakah wafat di rumah, wafat di laut, wafat di jalan, manusia tahu ada Yang Maha Tahu yang sedang melihatmu setiap detik dalam kita berbuat pahala dan dosa ada Yang Maha Melihat dan Tahu apakah kita wafat di tempat itu, dalam usia sekian, dan Allah Maha Melihat hamba – hamba-Ku hadir di majelis dzikir maka ia berhak mendapatkan pengampunan-Ku, amin.

Hadirin, seraya berfirman “wa man araada tsawaabuddunya fa indallah tsawaabuddunya wal akhirah” (QS Annisa 134). barangsiapa yang menginginkan keuntungan dunia, Allah menawarkan padanya keuntungan dunia dan akhirat.

Karena Allah memiliki dunia dan akhirat. Rugi orang yang cuma mau dunia saja karena Allah punya akhirat juga. barangsiapa yang menghendaki pahala atau balasan di dunia, ketahui Allah punya balasan dunia dan akhirat tsawabuddunya wal akhirah.. Allah bisa beri kemuliaan dunia, kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Hadirin – hadirat, demikian Allah mengenalkan dan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada kita bahwa dunia dan akhirat adalah milik-Nya. Dekatlah pada-Nya dan Ia Memberi, namun jika Allah Swt belum memberikan sesuatu apa yang kita inginkan

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Barangkali kalian membenci sesuatu padahal itu baik bagi kalian, barangkali kalian menyukai sesuatu tapi itu buruk bagi kalian. Allah Maha Tahu dan kalian tidak mengentahui (QS Al Baqarah 216) .

Hadirin – hadirat, Allah berfirman

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Allah itu menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesulitan atas kalian (QS Al Baqarah 185).

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Maha Tahu apa yang akan terjadi pada kita. Hamba ini kalau dilimpahi segini akan begini, kalau dilimpahi segini akan begini, kalau dilimpahi segini akan begini, kalau usianya sekian akan begini, kalau usia sekian nanti akan berubah keadaannya maka Allah Maha Tahu itu dan Allah Maha Mengaturnya dan memberi kesempatan kepada kita agar membenahi diri agar terbenahi takdir kita.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Maka Allah Swt memberikan jalan, mereka yang mau makin baik, akan Allah akan rubah keadaannya semakin baik. Sebagaimana firman-Nya

فَأَمَّامَنْ أَعْطَىٰ وَا تَّقَىٰ ؛ وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ ؛ فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ ؛ وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ ؛ وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَىٰ فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَىٰ

الليل : ٥-.١

(QS. Al Lail : 5 -10)

Menunjukkan bahwa perubahan kehidupan bisa terjadi dengan amal kita. Berarti manusia ikut menentukan, bukan! Allah yang menentukan apa takdir kita tapi kalian beramal lah, dengan amal kalian Allah bisa lupakan itu dengan kehendak-Nya. Barangsiapa yang memberi atau bertaqwa, beramal sholeh, ibadah sholat, ibadah puasa, ibadah ramadhan dan lain sebagainya,

وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَىٰ

(الليل : ٦)

“dan ia mendengarkan apa – apa yang baik, mengikuti kebaikan” (QS. Al Lail : 6)

Alhamdulillah, hadir di majelis dzikir, hadir di majelis sana, hadir di majelis sini, ikut dzikir, ikut sholawat, ikut mendengarkan penyampaian – penyampaian, ada yang dari hadits – hadits Nabi, ada yang dari ayat – ayat alqur’an,

فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَىٰ

(الليل : ٧)

“akan Ku-beri kemudahan yang lebih didalam kemudahan” (QS. Al Lail : 7)

Sebaliknya

وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَىٰ

(الليل : ٨)

“barangsiapa yang kikir, kikir dengan harta, kikir dengan nasehat, kikir dengan ibadah, malas untuk ibadah, kikir terhadap diri kita untuk ibadah” (QS. Al Lail : 8)

wa staghna..aku tidak butuh dengan Allah.

وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَىٰ

(الليل : ٩)

“dan mendustakan hal – hal yang baik” (QS. Al Lail : 9)

Ngapain majelis ta’lim? nggak ada gunanya, ngapain ikut sholat tarawih? nggak ada gunanya, ngapain ikut – ikut do’a malam nisfu sya’ban? nggak ada gunanya.

فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَىٰ

(الليل : .١ )

“Ku-mudahkan jalan mereka untuk kesulitan” (QS. Al Lail : 10)

Na’udzubillah! makin mudah menuju kesulitan.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita pilih jalan yang menuntun kita supaya makin dimudahkan menuju kemudahan yaitu jalan – jalan kebahagiaan yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad Saw. Rabbiy tuntunkan kami ke dalam kemudahan ,amin.

Sampailah kita hadits ini, dimana Rasul Saw bersabda “sesungguhnya diantara kalian itu (maksudnya kalian ini semua kalau wafat) ditunjukkan tempatnya setiap pagi dan sore, kalau dia penduduk surga ditunjukkan tempatnya (nanti di surga) kalau dia neraka ditunjukkan tempatnya di neraka”. Sekarang sudah ada percontohannya, kalau zaman dulu orang masih agak bingung. Kalau sekarang sudah ada percontohannya di televisi, kira – kira begitu. Pagi ia diperlihatkan surga, siang surga diperlihatkan lagi, lalu sore sorga diperlihatkan, siang surga lagi diperlihatkan, memang ahli surga tapi ahli neraka, siang neraka yang ia lihat, sore neraka lagi diperlihatkan, pagi sore pagi sore sampai hari kebangkitan.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Allah Swt berfirman 25.23 assyaithon..idza fakhsya wallah… sungguh Allah Swt berfirman syaithan itu mendorong kalian kepada kemiskinan. Miskin dhohir dan miskin bathin, kalau tidak keduanya. Bisa dia kaya raya tapi bathinnya miskin, makin takut dengan kayanya, makin kikir, makin jahat, makin licik, makin dijatuhkan semua teman – temannya, makin jauh dari Allah, makin jauh dari majelis dzikir. Ada yang digoda oleh syaithan untuk terjebak pada kemiskinan secara dhohirnya. Hadirin – hadirat, ini saya mengingatkan, kita kan banyak yang pedagang, diantara kita ada yang pelajar, pedagang, yang diluar lebih banyak kelihatannya. Coba dijaga hal – hal yang halal dalam usaha. Ini kabar yang sampai pada kita, tukang gorengan plastiknya ikut dimasukkan ke dalam minyak goreng supaya plastik mencair dan gorengannya lebih lama keringnya. Lebih lama keringnya, kalau gorengan minyak lain 1 jam atau ½ jam sudah lembek, kalau gorengan yang pakai plastik dimasukkan ke dalam minyaknya berjam – jam tetap kering. Cepat laku, tetapi menyebabkan kanker yang membahayakan bagi yang memakannya.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Hal – hal seperti ini layak dijauhi dan dihindari, itu makin hari bukan makin luas tapi lihat makin hari akan makin susah. Akhirnya usahanya nggak maju nanti ada aja masalahnya, entah dicuri orang, entah lain sebagainya.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Saya beri contoh mulia, salah seorang pedagang siomay disini, mungkin kalian sudah kenal “siomay qobul”. Dimana – mana majelis tiap malam hadir. Hari ini wafat, saudara kita yang kita cintai itu. Walaupun ia mungkin hampir tidak pernah masuk ke masjid untuk hadir majelis, tapi ia selalu dagang siomay di majelis kita. Dan kalau sudah mahal qiyam, ia berhenti berdagang untuk menghargai mahalul qiyam, marhaban untuk Nabi Muhammad Saw. Selesai acara kalau seandainya masih tersisa siomaynya, crew dipanggil “habisin..habisin..gratis semuanya” itu tukang siomay qobul terkenal, saya juga sering langganan. Wafat hari ini dalam keadaan yang sedemikian mulianya, usia masih 30 tahun, tidak pernah meninggalkan majelis, selalu berada di majelis dagang siomay qobul. sesudah selesai orang majelis baru dibuka dagangannya “qobul..qobul..”, katanya. Hadirin, wafatnya hari ini senin waktu dhuha tepat dengan saat wafatnya Sayyidina Muhammad Saw. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, orang yang berdagang halal, malamnya selalu hadir majelis ta’lim, rumahnya dimana? babelan, bekasi. Dagangnya tiap hari di Majelis Rasulullah Saw. Dan tidaklah majelis selesai dan jika masih ada sisa dari dagangannya maka ia membagi bagikan pada para crew dg gratis saja. lihat Anugerah yang Allah berikan untuknya, wafat dalam husnul khotimah, amin. Tepat disaat wafatnya Nabi Muhammad Saw yang sangat didambakan oleh para Sahabat.

Kita lihat bagaimana Sayyidina Abu Bakar Asshidiq radhiyallahu anhum, ketika hari senin pagi subuh sudah sakit, riwayat Shahih Bukhari. Tanya kepada putrinya Aisyah, “wahai putriku Rasul Saw itu wafat hari apa?”, “senin”, berkata Sayyidatuna Aisyah radhiyallahu anha. “sekarang hari apa?”, “hari senin”, “berarti aku berharap tidak lama lagi”, betul saja sore harinya wafat Sayyidina Abu Bakar Asshidiq radhiyallahu anhum. Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah, dan Sayyidina Abu Bakar Asshidiq bertanya “wahai putriku kain kafan kain putih ada berapa?”, “ada 3 cuma yang 1 kotor bekas kena kunyit, beli saja 1 lagi nanti kita beli kalau seandainya ayahku tenang”, maka berkata Sayyidina Abu Bakar Asshidiq yang hidup lebih berhak dengan kain yang baru daripada yang akan mati, cuci saja itu yang bekas kunyit. Untuk wafatku cukup 3 kain kafan. Hadirin – hadirat, mau dagang siomay, mau usaha tertinggi, tetap yang ia bawa 3 helai kain kafannya dan amal pahala dan dosanya.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga kita semua wafat dalam husnul khotimah, panjang umur dalam afiah dan rahmat, amin allahumma amin.
Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Ada satu hal yang perlu saya sampaikan, tentang pertanyaan 2 kulah. Sering ditanyakan masalah 2 kulah. Air 2 kulah itu sebanyak mana sih? Air 2 kulah ini bingung orang dikira satu kolam besar airnya, jadi kalau masjid – masjid zaman dulu kan kolamnya besar, untuk wudhu rame – rame, dikira itu 2 kulah, bukan itu. 2 kulah itu 60cm panjang x lebar x tinggi. Jadi bak – bak kita dirumah itu rata – rata sudah memenuhi persyaratan 2 kulah, kecuali kalau baknya kecilan kurang dari 60cm panjang x lebar x tinggi. Hadirin – hadirat, jadi untuk mereka kalau wudhu dan mandi janabah, nggak usah bingung was – was kalau sudah 60cm panjang x lebar x tinggi diperkirakan.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Di satu kejadian demikian indahnya tuntunan Nabi kita Muhammad Saw. Di satu kejadian Imam Syafi’I jalan bersama Imam Hanbali, guru dan murid jalan berdua. Dalam perjalanan itu mereka berjumpa dengan seorang sholeh yang terkenal yaitu Syaiban arra’iy, shalihin dari kaum yg diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’ala, orang yang sangat sholeh. Imam Ahmad bin Hambal berkata “wahai guru, kita silaturahmi pada Syekh Syaiban arra’iy ”, “boleh, cukup silaturahmi dan minta do’a, wahai muridku”, “boleh bertanya padanya, wahai guru?”, “jangan bertanya, jangan nanya orang yang seperti ini”, “kenapa?”, “kau sendiri nanti tahu akibatnya kalau bertanya, cukup minta do’a”. tapi Imam Ahmad bin Hanbal berangkat juga dan bersama Imam Syafi’i mendekat “Assalamu’alaikum”, “Wa alaikumsalam Warahmatullahi wabarokatuh”, “Syekh Syaiban, kami kemari minta do’a”, “sama – sama kita do’akan”, lalu Imam Hanbali melirik gurunya, Imam Syafi’i sudah lirik – lirikan, maksudnya mau apa? maka Imam Hanbali berkata “wahai Syekh Syaiban, kami sering mendengar namamu masyhur, tapi kami ingin tahu bagaimana hukum (maksudnya Imam Hanbali, ini orang apakah cuma sholeh doang ataukah ada ilmunya). “Bagaimana hukumnya kalau kau izinkan kami bertanya tentang hukum?”, “silahkan”, Syekh Syaiban menjawab, maka berkata imam hambali :“bagaimana hukumnya kalau orang lupa tahiyyat awal didalam sholat?”, maka berkata Syekh Syaiban “kau ingin jawaban atas madzhabmu atau madzhabku?”, berkata Imam Hanbali “apakah kau tahu madzhab aku juga?”, “coba kalau madzhabku dulu bagaimana? Kalau madzhabmu, harus sujud sahwi, sama dengan madzhab syafi’i, lalu berkata imam hambali : “kalau madzhab kamu?”, “madzhab saya orang yg lupa dalam shalat mesti puasa satu tahun!”, “kenapa?”, “lupa dengan sholat, setahun puasa..!, maka imam hambali tercenung..

Imam Syafi’i berkata “sudah kukatakan padamu jangan kau tanya, cukup minta do’a saja, kau malah bertanya, kau sendiri yang bertanya kau sendiri yang bingung”.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Hari ini adalah halaqah yang khatam, halaqatur rasul, nanti kita baca bersama – sama. Halaqah nomor 323 khatam, semoga dilimpahi Rahmat Allah Swt, siapa orangnya? Muhammad Nur dan temannya, semoga dalam rahmat dan keberkahan. Halaqah ini sudah khatam. Mana ni yang lainnya?, halaqahnya makin banyak makin banyak nggak ada yang khatam malah makin mundur ngajinya bukan makin maju kah? (dg nada canda).

Hadirin – hadirat, AlHabib Mushtofa AlMuhdar alaihi rahmatullah, ketika mendengar Robi’atul Adawiyah, ini wali wanita yang sholehah. Ia sudah menggali lubang kuburnya dan ia tiap hari mengaji didalam lubang kuburnya mengkhatamkan sampai 7000x alqur’an didalam lubang kuburnya, Robi’ah Adawiyah wanita sholehah. Habib Mushtofa Al Muhdhar berkata sejak baca cerita hikayat itu, nggak mau kalah, ia juga membaca sampai mengkhatamkan 8000 khatam alqur’an didalam lubang kuburnya sebelum wafatnya. Ketika ditanya “kau sampai 8000 wahai AlHabib Mushtofa Al Muhdhar?, beliau menjawab, bagaimana aku mau kalah dg wanita, kalau wanita saja bisa 7000X maka aku mesti lebih, maka kukhatamkan 8000X

Hadirin, kita gimana? yang akan di makam kita, di diri kita, di rumah kita, entah apa yang kita perbuat? Hadirin, terangi hari – hari kami dengan cahaya Allah Swt, semoga Allah Swt menerangi hari – hari kalian, semoga Allah menjaga hari – hari kita dengan kebahagiaan dunia dan akhirat.

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا

Katakanlah bersama – sama……..

يَا اللهْ يَا اَللهْ يَا اللهْ

Satu – persatu kami mendengar wafatnya orang – orang yang kami kenal, akan datang waktunya kami pun akan menyusul, dalam keadaan apa kami wafat wahai Allah? Kau Yang Maha Mengetahui, pastikan dalam husnul khotimah. Seluruh wajah ini, seluruh kami yang hadir pastikan tidak melihat api neraka, jika datang waktunya hari kiamat maka dimunculkan neraka bagi yang melihatnya, pastikan kami tidak melihatnya wahai Allah, pastikan kami melihat-Mu saja Wahai Yang Maha Indah, jangan Kau jadikan kami buta dari melihat-Mu dan memandang kepada neraka-Mu, tapi jadikan kami tidak melihat neraka dan memandang sorga dan memandang keindahan Dzat-Mu. Beri kami kemudahan, beri kami penyelesaian diantara hadirin – hadirat ada yang terjebak hutang, selesaikan seluruh hutangnya dalam waktu dekat, ada yang terjebak masalah dan kesulitan, selesaikan kesulitan dan masalahnya dalam waktu dekat, ada yang bermasalah pada keluarganya, dalam rumah tangganya, selesaikan masalahnya dalam waktu yang segera, yang sekolah berikan kesuksesan dalam sekolahnya, yang dalam pekerjaan berikan kesuksesan dalam pekerjaannya, yang dalam perdagangan limpahi keberkahan dalam perdagangannya dan jauhkan dari hal – hal yang haram.

Bimbing kami pada keluhuran dunia dan akhirat, bimbing kami pada jalan kebahagiaan dunia dan akhirat, tunjukkan kami ke jalan yang terang dan lurus, jalan hamba – hamba yang dilimpahi kenikmatan dunia dan akhirat bukan jalan hamba – hamba yang sesat,

يَا اللهُ يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ

Amankan wilayah kami, kota kami, bangsa kami, masyarakat kami, mulai gubernur tertinggi sampai masyarakat terendah limpahi hidayah kemuliaan terluhur, keberkahan, kemudahan ke seluruh muslimin barat dan timur

يَا اللهُ يَا رَحْمَنُ يَا رَحِيْمُ.. لَاإِلهَ إِلَّا الله

Selanjutnya kita baca qasidah mengingatkan indahnya Nabi kita Muhammad Saw, Muhammadun. Kemudian ditutup kalimat talqin dipimpin oleh AlHabib Hud bin Muhammad Bagir Al Athas.
Selanjutnya..

Sabtu, 28 Mei 2011

Kesedihan Seorang Ibu

Oleh : Alhabib Sholeh Alaydrus

Dizaman dulu ada
seorang yang dikenal oleh masyarakat sekelilingnya bahwa ia adalah seorang yang
baik. Pada suatu waktu ia ingin sekali pergi ke Mekkah Al-Mukarramah, namun
orang tuanya tidak mengizinkannya pergi karena sayangnya kepada anaknya
tersebut.

Anak itu, karena keinginannya
yang sangat, maka pergilah ia dan tidak memperdulikan lagi larangan orang
tuanya. Ketika ia berangkat, ibunya mengikuti dari belakang sambil
menjerit-jerit, memanggil-manggilnya dan melarangnya jangan pergi, namun
anaknya itu tetap bertekad berusaha meneruskan perjalanannya.

Melihat keadaan yang
demikian, ibunyapun berdo’a dan bermunajat kepada Allah; “Wahai Tuhanku,
sungguh aku merasa sedih karena perginya anak itu, saya telah melarangnya namun
ia tetap pergi, wahai tuhanku, sungguh kepergiannya menyedihkan saya ;wahai
tuhanku, timpahkan atas dirinya suatu bencana”.

Dengan penuh rasa
pedih dan sedih ibunya pulang kembali kerumahnya, sedang anaknya tersebut terus
berjalan dan sampailah ia pada suatu desa, dimana ia tidak mempunyai kenalan
seorangpun di sana; oleh karenanya ia
masuk di suatu masjid untuk istirahat dan ibadah.

Pada malam itu juga
terjadi suatu pencurian di suatu rumah, tapi pencuri itu dapat dihalau dan
dikejar oleh orang-orang yang ada disitu. Pencuri itu lari dan masuk ke masjid
dimana orang yang akan pergi haji tadi sedang shalat. Ketika orang-orang
mengejar pencuri tersebut sampai masjid, terlihat oleh mereka seorang tengah
melakukan shalat, sedang pencuri yang dikejar telah menghilang.

Diantara orang-orang
yang mengejar itu mengatakan: “Ini dia pencuri yang kita kejar itu, Dia
berpura-pura shalat!”

Merekapun
menangkapnya, dan menahan segala barang-barang yang ada padanya. Ia dibawa ke
tempat yang berwajib. Yang berwajib memutuskan suatu hukuman yaitu dipotong
kedua tangannya, dan kedua kakinya serta dicukil kedua matanya. Hukuman itu
dilaksanakan oleh petugas. Maka terpotonglah kedua tangannya, kedua kakinya dan
melayanglah kedua biji matanya. Kemudian ia digiring keliling pasar serta
diperintahkan untuk meneriakkan: “Beginilah ganjaran pencuri!”, tapi ia
enggan meneriakkan demikian itu sambil berkata: “Saya tidak akan teriakkan
itu, tapi saya akan teriakkan, “beginilah pembalasan dan ganjaran orang yang ingin
berthawaf di ka’bah/ berhaji di Makkah tanpa seizin orang tuanya”.

Dengan demikian petugas-petugas itupun barulah
mengetahui bahwa orang itu bukan pencuri yang dikejar-kejar, tapi dia adalah
seorang yang mendapat musibah dan bencana dari Allah akibat pelanggaran dan
kedurhakaannya terhadap orang tuanya.

Merekapun
mengembalikannya kepada orang tuanya. Ibunya yang sedang berada di tempat
peribadatannya tiba-tiba mendengar suara anaknya yang sudah tidak dikenalnya
itu berkata, “Wahai ibu!, saya musafir yang lapar, berilah saya sekedar
makanan”. Ibunya menjawab.”Masuklah dulu engkau ke pintu “.
Jawabnya, “Saya tak dapat masuk karena saya tak berkaki lagi…”. Kata
ibunya, “Kalau begitu ulurkan tanganmu!”. Jawabnya, “Saya tak
bertangan lagi……”. Kata ibunya, “Saya akan menyuapimu, tapi bagaimana,
tidak boleh seorang wanita berhadapan dengan seorang lelaki yang bukan mahramnya”.
Jawabnya, “Jangan kuatir! Karena saya tidak bermata lagi……”.

Ibunya yang sudah
tidak mengenalnya itu mengambil sepotong roti dan segelas air, lalu
memberikannya. Tiba-tiba anak itu meletakkan wajahnya di telapak kaki ibunya,
sambil ia berkata,”Sayalah anakmu……yang durhaka kepadamu”. Barulah
ibunya sadar, bahwa orang itu adalah anaknya sendiri. Melihat anaknya
sedemikian itu menangislah ia dengan terseduh-seduh seraya meminta dan memohon
kepada Allah, “Wahai Tuhanku!. Matikanlah aku bersama anakku ini”.

Do’a ibu itu diterima
dan dikabulkan oleh Allah, dan seketika itu juga matilah duanya.

Dari hikayat ini kita
dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa musibah dan bencana yang tertimpa atas
diri orang tersebut adalah semuanya karena pelanggaran dan kedurhakaannya
terhadap orang tuanya.

Dan kalau ini hanyalah
karena kedurhakaan sekali, maka bagaimana kalau kedurhakaan itu berulang-ulang
kali?

Semoga Allah SWT
menjadikan kita semua dari pada orang-orang yang taqwa kepada-Nya dan taat
kepada ayah bundanya.
Selanjutnya..

Mencintai Madinah

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ

(صحيح البخاري)

“Wahai Allah, jadikan kami mencintai Madinah, seperti kami mencintai Makkah atau lebih dari mencintai Makkahi.” ( Shahih Al Bukhari )

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha menyambungkan rantai keluhuran, kebahagian dan rahmat-Nya sepanjang waktu dan zaman, dengan putaran roda kehidupan yang terus berputar tiada berhenti, dan roda kehidupan itu terus bergulir dan mendekat kepada kematian, bergerak dari waktu kelahiran dan akan berhenti saat nafas yang terakhir dihembuskan, setiap putaran kehidupan itu melewati kenikmatan dan kesedihan, kesedihan adalah sebagai sarana untuk sabar, tabah dan bersyukur , sebagaimana dikatakan oleh sayyidina Umar bin Khatthab RA dalam kitab Al Adab Al Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari : Aku bersyukur atas musibah karena 3 hal, yang pertama karena musibah tidak datang pada aqidahku, padahal Allah Maha Mampu memberikan musibah itu namun Allah tidak memberikannya. Kedua, Allah subhanahu wata’ala mampu memberi musibah yang lebih besar namun Allah tidak memberikannya. Ketiga, Allah jadikan setiap musibah sebagai penghapus dosa. Jadi walaupun kita tidak senang dengan musibah ( tidak ada yang senang dengan musibah, semua manusia menginginkan kenikmatan), namun jika datang musibah hiburlah dengan mengingat bahwa Allah Maha Mampu memberi musibah yang lebih besar dari itu dan ingatlah bahwa musibah yang menimpamu sedang mengikis dosa-dosamu, yang mana jika dosa itu tidak terkikis maka dosa itu akan membawa musibah yang lebih besar di alam kubur dan di akhirat. Di saat kita dalam kenikmatan maka perbanyaklah untuk bersyukur karena dengan bersyukur akan bertambah kenikmatan yang lebih besar lagi, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

( إبراهيم : 7 )

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". ( QS. Ibrahim : 7 )

Kenikmatan begitu banyak diantaranya berupa kenikmatan melihat, mendengar, berbicara, dan lainnya dari segala bentuk kenikmatan, itulah bentuk anugerah Ilahi yang tidak pernah berhenti diberikan kepada hamba-hamba-Nya, kepada mereka yang baik, yang shalih, yang fasik, yang dzalim, dan yang jahat tanpa terkecuali, namun tentunya berbeda pandangan Allah terhadap hamba yang jahat dan yang baik . Berbeda di sisi Allah antara hamba yang melewati hidupnya hanya untuk makan dan minum saja atau hanya untuk hal keduniawian saja, dengan hamba yang melewati hidupnya dengan penuh kerinduan kepada Allah, hamba yang melewati hidupnya dengan indahnya majelis dzikir. Dan penuntun termulia dari kesemua kemuliaan adalah sayyidiana Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka kita fahami bahwa tempat yang paling dicintai sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Madinah Al Munawwarah. Tempat yang paling dimuliakan adalah Makkah Al Mukarramah namun tempat yang paling dicintai nabi Muhammad adalah Madinah Al Munawwarah, dalilnya adalah hadits yang tadi kita baca, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa :

اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ

“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kecintaan kami terhadap Makkah atau lebih cinta lagi.”

Bahkan meminta leebih dari kecintaannya terhadap Makkah, maka hal ini menunjukkan bahwa cinta sangat diizinkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan dilantunkan dalam doa untuk mencintai Madinah Al Munawwarah lebih dari Makkah Al Mukarramah, meskipun Makkah adalah wilayah haram yang termulia namun yang tercinta adalah Madinah Al Munawwarah. Hal ini juga terbukti dari doa sayyidina Umar bin Khatthab RA dalam riwayat Shahih Al Bukhari :

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِي الشَّهَادَةَ فِي بَلَدِ نَبِيِّكَ

" Wahai Allah berilah aku mati syahid negeri Nabi-MU "

Mengapa sayyidina Umar tidak meminta agar wafat di Makkah? karena sayyidina Umar ingin jasadnya berdampingan dengan jasad rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam demi cintanya kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Allah subhanahu wata’ala menjadikan medan Madinah Al Munawwarah sebagai tempat berkumpul para sahabat dalam perjuangan dakwah Islam, yang disaat itu meluas di Madinah hingga ke segala penjuru, sedangkan dakwah di Makkah tidak meluas, padahal Madinah tidak memiliki kelebihan dibandingkan Makkah yang termasuk kota para nabi dan rasul. Makkah adalah kota nabi Ibrahim, nabi Isma’il, dan lainnya, sedangkan Madinah tidak mempunyai sejarah para nabi, namun Madinah adalah kota para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Di saat penduduk Makkah membenci dan mengusir nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka wilayah-wilayah lainnya tidak mau menerima nabi Muhammad dan para pengikutnya untuk datang kepada mereka, karena jika mereka datang maka pasukan quraisy akan mneyerang mereka, namun kota Madinah membuka pintu seluas-luasnya untuk sayyidina Muhammad dan para pengikutnya. Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, saat Fath Makkah ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke Makkah Al Mukarramah, maka orang-orang Madinah bersedih dan menangis, dan tersebar ucapan bahwa rasulullah telah pulang ke kampung halamannya, yaitu Makkah Al Mukarramah. Maka rasulullah dikabari oleh Jibril AS akan hal ini, lalu Rasulullah berkata :

كَلاَّ إِنِّي عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ هَاجَرْتُ إِلَى اللهِ وَإِلَيْكُمْ اَلْمَحْيَا مَحْيَاكُمْ وَالْمَمَاتُ مَمَاتُكُمْ

” Sungguh tidak, aku ini hamba Allah dan RasulNya, aku hijrah kepada Allah dan kepada kalian hidupku bersama kalian, dan wafatku bersama kalian “

Maka mereka pun memeluk nabi dan menangis karena haru dan gembira. Kampung halaman rasulullah bukanlah tempat kelahirannya, namun kampung halaman beliau adalah tempat para pecinta beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, semoga Jakarta menjadi kota pecinta sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, amin.

Diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari bahwa rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sering melakukan ziarah di malam hari ke pemakaman Baqi’ yang berdekatan dengan Masjid An Nabawy. Diatara para sahabat yang dimakamkan disana adalah sayyidina Abbas bin Abdul Mutthalib Ra, sayyidatuna Fathimah Az Zahra’ Ra, dan para sahabat besar lainnya dan juga dimakamkan disana beberap syuhada’ Uhud.

Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika wafat beliau meninggalkan 120.000 sahabat. Dijelaskan oleh guru mulia kita Al Musnid Al Arif billah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh bahwa dari 120.000 sahabat rasulullah, hanya 10.000 sahabat yang dimakamkan di Madinah Al Munawwarah, maka kemana 110.000 sahabat yang lainnya?!. Mereka semua menyebar ke seluruh penjuru barat dan timur untuk menegakkan syiar “Laa ilaaha illallah Muhammadun Rasulullah”. Jelaslah bahwa perjuangan para hamba yang mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah ditentukan oleh Allah dengan tinta emas, mereka menjadi pahlawan di seluruh penjuru barat dan timur, kemana pun mereka pergi mereka menjadi pahlawan luhur karena mereka membawa risalah nabawiyah yang diajarkan oleh sang nabi dari Allah subhanahu wata’ala. Maka perbanyaklah doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau pun berdoa dengan doa ini :

اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ

“Ya Allah, jadikanlah kami mencintai Madinah sebagaimana kecintaan kami terhadap Makkah atau lebih cinta lagi.”

Yang mana di Madinah Al Munawwarah terdapat makam rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tempat berjuangnya rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan tempat bersatunya kaum Muhajirin dan kaum Anshar, yang dakwah mereka meluas hingga ke wilayah-wilayah lainnya di berbagai penjuru, dan pusat dari perluasan dakwah itu adalah di Madinah Al Munawwarah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Saya tidak berpanjang lebar dalam menyampaikan tausiah, dan saya menyampaikan salam dari guru mulia Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, kita bertemu di Dubai menuju Kairo, lalu saya meneruskan ke Jeddah dan beliau melanjutkan ke Maroko. Dan diantara wejangan yang banyak beliau sampaikan adalah agar kita semakin mempersatukan diri dalam perjuangan dakwah dan kedamaian karena negeri-negeri lain banyak yang dihantam dan berpecah belah karena kaum muslimin terpecah belah. Jadi kita selalu berusaha untuk menyatukan diri, meskipun berbeda pakaian, berbeda pendapat, berbeda partai misalnya , berbeda pekerjaan atau yang lainnya maka jangan sampai semua itu memecah belah persatuan ummat Islam. Kita berusah untuk menjadi penyatu dalam perpecahan ini dan berjuang dalam aktifitas kita masing-masing dengan pekerjaannya, sekolahnya dan lainnya, sedikit demi sedikit kita membenahi umat ini karena dalam waktu dekat atau lambat Indonesia akan menjadi negeri kebanggaan muslimin di seluruh dunia. Dan diantara yang disampaikan beliau adalah bahwa beliau tidak bisa datang ke Indonesia kecuali 1 tahun sekali saja. Jadi Multaqa Ulama’ di bulan Rajab , mungkin wakil beliau yang akan datang. Dan ketika itu saya sempat memperlihatkan trailer Maulid nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di Monas bersama para ulama’ dan bapak presiden dan para menteri, melebihi 2 juta muslimin muslimat yang datang dari segala penjuru, dan kebetulan trailer itu ada di handphone disaat beliau me)lihat trailer itu beliau mengucapkan : “Laa ilaaha illallah, Ad Dzikr ‘azhiim, Ad Dzikr ‘azhim, Ad Dzikr ‘Azhim ( sungguh dzikir itu agung”, namun bukan berarti tidak perlu beraktifitas, tidak perlu bekerja atau sekolah dan lainnya, namun kita tetap dalam aktifitas kita masing-masing dan tidak lupa berdzikir untuk mempertenang hati dan hati tidak akan tenang jika permasalahan tidak selesai, berarti dzikir itu menyelesaikan masalah kita karena dengan dzikir tenanglah hati kita. Dan diantara hal yang disampaikan oleh beliau adalah tugas yang diberikan kepada saya dan teman-teman seperjuangan untuk lebih giat lagi agar mempercepat munculnya kedamaian di wilayah dan bangsa kita. Beberapa hari yang lalu kita mendengar musibah yang menimpa negeri yang paling maju dalam bidang elektronik, dimana musibah itu menghabiskan 50 kota, dan setelah kejadian ini secara logika alat-alat elektronik akan merosot, maka pasaran produk dari Indonesia dan negeri-negeri berkembang yang terhambat atau terinjak selama ini akan mulai meningkat. Matahari kemakmuran akan segera muncul insyaallah. Kita berdoa dan bermunajat kepada Allah subhanahu wata’ala semoga mempercepat kemakmuran di wilayah kita dan mengabulkan seluruh hajat kita, dan menghapus dosa-dosa kita, Ya Allah jangan sisakan seluruh wajah ini kecuali Kau pastikan semua kami wafat dalam Husnul Khatimah, jika akan datang kepada kami musibah maka singkirkan seluruh musibah sebelum datang kepada kami, dan lipatgandakan seluruh kenikmatan sebelum kenikmatan itu datang..

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Malam Minggu depan kita ziarah seperti biasa, dalam seminggu lalu saya tidak hadir karena lagi tidak di Jakarta, namun saya tetap selalu memantau majelis-majleis dari sana, dan Alhamdulillah majelis tidak berubah,,dan tetap banyak yang hadir . Amanat yang saya berikan kepada saudara saudari dijaga dengan baik, semoga dengan menjaga majelis-majelis mulia dan majelis dzikir Allah akan menjaga hidupmu untuk selalu mulia di dunia dan akhirah. Kemudian hari Minggu yang akan datang acara Damai Indonesiaku bersama TV One tanggal 20 Maret 2011 di Masjid Al Muhtadun, Jl. Raya Kelapa 2 Wetan Rt/Rw 06/05 Ciracas Jakarta Timur, pukul 13.00 Wib sampai 15.00 Wib. Selanjutnya qasidah Muhammadun, kemudian doa penutup oleh Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, yatafaddhal masykuraa..
Selanjutnya..

Kamis, 24 Maret 2011

Telaga Al Kautsar

قَالَ رَسُوْلُ الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: بَيْنَمَا أَنَا أَسِيرُ فِي الْجَنَّةِ، إِذَا أَنَا بِنَهَر،ٍ حَافَتَاهُ، قِبَابُ الدُّرِّ الْمُجَوَّفِ، قُلْتُ: مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ...؟، قَالَ: هَذَا الْكَوْثَرُ، الَّذِي أَعْطَاكَ رَبُّكَ، فَإِذَا طِينُهُ مِسْكٌ أَذْفَرُ،

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw : “Ketika aku berjalan di sorga, maka kulihat telaga indah, dikelilingi kubah-kubah mutiara yang berlorong-lorong, kukatakan : “apa ini wahai Jibril..?”, ia menjawab :”Ini telaga Al kautsar, yang diberikan untukmu dari Tuhanmu wahai Muhammad (saw). Maka kulihat pasirnya dari misik yang harum dan wangi” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Abadi, Maha Sempurna dan Tunggal dengan kesempurnaan, Tunggal dengan keluhuran , Tunggal dengan cahaya keabadian dan kebahagiaan, Yang menghamparkan alam semesta beserta isinya dari tiada kemudian membagikan kehidupan bagi yang dikehendaki-Nya, dan membuat hamba-hamba-Nya bicara, melihat, mendengar dan bergerak bagi yang dikehendaki-Nya. Tiada satu hamba pun yang mampu berbicara kecuali dengan anugerah-Nya, tiada pula seorang hamba bisa melihat kecuali dengan anugerah-Nya, tiada pula seorang hamba bisa mendengar kecuali dengan anugerah-Nya dan tiada pula seorang hamba bisa bergerak kecuali dengan anugerah-Nya. Tidak ada hamba yang mampu menciptakan penglihatan dari tiada, tiada pula seorang hamba yang mampu menciptakan pendengaran dari tiada , tiada seorang hamba mampu menciptakan tubuh bisa bergerak, dan jika berkehendak Allah mampu mencabut semua itu hingga berhentilah fungsi penglihatan, pendengaran dan gerakannya meskipun mata, telinga dan jasadnya ada, kesemuanya akan diam dan tidak mampu berfungsi dengan kehendak Allah, Yang Maha membatasi kehidupan dengan kehendak-Nya, Maha Lembut dan berkasih sayang khususnya kepada ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Di masa-masa lalu ummat mencapai usia diatas 1000 tahun. Diriwayatkan bahwa nabi Nuh mencapai usia 2500 tahun dan mengemban risalah kenabian selama 950 tahun. Berapa banyak umat terdahulu yang mencapai usia ratusan atau ribuan tahun, ummat yang terpendek usianya adalah ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan sangat sedikit sekali yang mencapai usia 100 tahun, namun amal pahala mereka dilipatgandakan 10 hingga 700 kali lipat, itulah kelebihan ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka jika seseorang hidup selama 60 tahun seakan-akan ia seperti hidup 600 tahun, itulah anugerah Allah untuk kita ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Segala Puji bagi-Mu wahai Allah Yang telah memilih kami sebagai pengikut sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Meskipun kehidupan yang singkat di muka bumi ini namun Allah melipatgandakan pahala ummat menjadi 10 hingga 700 kali lipat, demikian riwayat Shahih Al Bukhari, bahkan dalam riwayat Shahih Muslim bahwa amal pahala bisa dilipatgandakan hingga 700 kali lipat atau lebih , maka jika 10 tahun usia kita dan kita beribadah selama itu maka ibadah selama 10 tahun itu bisa berubah menjadi 7000 tahun ibadah dengan kehendak Allah. Dan Allah juga memberi anugerah yang lebih baik dari itu yaitu malam Lailatul Qadr, dimana ibadah di malam itu pahalanya lebih dari 1000 bulan. Allah Maha Mampu memberi lebih dari semua itu, bahkan mereka yang telah memiliki tumpukan gunung dosa dan kesalahan, dan jika mereka bertobat Allah akan menggantikan kesalahan-kesalahan mereka dengan kebaikan, sebagaimana firman Allah :

إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

( الفرقان : 70 )

“ Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. ( QS. Al Furqan : 70 )

Orang yang beriman dan yang beramal shalih, Allah akan menggantikan tumpukan gunung-gunung dosa dan kesalahan mereka dengan gunung-gunung pahala. Tidak pernah kita temukan tumpukan dosa diganti menjadi pahala , yang kita tahu jika seseorang berbuat salah maka ia akan dimaafkan tanpa diberi hadiah, namun Allah tidak hanya memaafkan tetapi juga menggatikan dosa-dosa mereka dengan pahala, bahkan Allah memuliakan hamba-hamba yang bertobat . Diriwayatkan didalam Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa Allah subhanahu wata’ala menerima hamba yang bertobat dengan kegembiran dan cinta-Nya, Rasulullah bertanya kepada para sahabat tetang seseorang yang pergi membawa seluruh hartanya dengan tunggangannya dan setelah ia kelelahan ia pun tertidur dan ketika terbangun, tunggangan dan semua hartanya tidak ada, maka Rasulullah bertanya kepada para sahabat bagaimana kesedihan orang itu, maka para sahabat berkata : “pastilah orang itu sangat sedih wahai Rasulullah”, maka setelah orang itu berjalan jauh dan tidak pula menemukan tunggangannya ia pun kelelahan dan tertidur, setelah ia terbangun ia melihat harta dan tunggangannya ada di hadapannya, maka Rasulullah bertanya bagaimana kegembiraan orang itu, para sahabat menjawab : “pastilah dia sangat gembira wahai Rasulullah”, maka Rasulullah menjawab : “Sungguh Allah lebih gembira menerima taubat seseorang yang penuh dosa dibandingkan kegembiraan seseorang yang kehilangan seluruh hartanya kemudian hartanya kembali kepadanya”. Allah tidak membutuhkan taubat kita, namun samudera kasih sayang-Nya memeluk dan mencintai hamba yang bertobat, oleh sebab itu hamba yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala adalah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dimana beliau selalu beristighfar sebanyak 70 kali dalam setiap harinya, padahal Rasulullah tidak mempunyai dosa, namun beliau hanya ingin lebih mencapai derajat yang mulia sebagaimana firman Allah :

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

( البقرة : 222 )

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” ( QS. Al Baqarah : 222 )

Jika muncul bisikan syaitan yang berkata: “jika engkau taubat dari sekarang, kemudian kembali berbuat dosa, maka engkau termasuk dalam kelompok orang-orang munafik”. Sungguh demi Allah tidak demikian, karena Allah tidak akan pernah berhenti dan bosan menerima tobat hamba-Nya. Allah berfirman dalam riwayat Al Imam Ahmad :

يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ

“ Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni engkau”

Jika dosa seorang hamba memenuhi hingga ke ujung langit pun Allah tetap akan mengampuni, saat ini baru ditemukan galaksi terbaru, yang bernama galaksi Andren yang jaraknya 70 tahun kecepatan cahaya, dan kecepatan cahaya adalah 300.000 Km/detik namun belum juga ditemukan ujung langit,,, Allah berfirman jika dosa hamba menumpuk hingga memenuhi langit maka akan Allah ampuni. Adakah yang lebih indah dari Allah, adakah yang lebih pemaaf dari-Nya, adakah Yang lebih berhak dicintai dan dirindui dari diri-Nya, dan indahnya sambutan Allah terhadap hamba yang merindukan-Nya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Al Bukhari:

مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ

“ Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah, maka Allah pun ingin berjumpa dengannya”

Jika seseorang rindu kepada Allah maka Allah pun rindu kepada-Nya, inginkah melihat Yang Maha Indah dan Maha Baik Yang menciptakanmu dari tiada, dan senantiasa memaafkan dosa-dosa dan kesalahanmu, dan Yang menyiapakan istana-istana di surga yang semakin detik bertambah indah, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

( السجدة : 17 )

“Tak seorangpun mengetahui berbagai ni'mat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan” ( QS. As Sajadah : 17 )

Manusia tidak mengetahui sesuatu yang telah disiapkan oleh Allah subhanahu wata’ala untuk mereka sebagai balasan amal-amal mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam hadits qudsy :

أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ

“ Telah Kusiapkan untuk hamba-hambaKu sesuatu yang tidak pernah dilihat mata, tidak pula didengar telinga, dan tidak pernah terlintas dalam sanubari manusia”

Abadi dalam keindahan di surga, dan keindahan itu dalam setiap waktu dan kejap semakin indah, itulah yang disiapakan untuk para perindu Allah, siapa mereka? Mereka adalah orang yang banyak megingat Allah,

مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا كَثُرَ ذِكْرَهُ

" Barangsiapa yang mencintai sesuatu, maka banyak menyebutnya"

Maka beruntunglah mereka yang hadir di majelis dzikir , karena ia telah diizinkan Allah untuk duduk bersama orang-orang yang dirindukan dan merindukan Allah. Kebahagiaan, ketenangan, kesejahteraan, keluhuran, kesucian dan kemuliaan adalah milik-Nya yang diberikan kepada yang dikehendaki-Nya terlebih lagi kepada mereka yang memintanya. Dan rahasia keluhuran di malam hari ini, kita berkumpul dalam kemuliaan memenuhi undangan Allah untuk mencapai ridha-Nya, karena orang yang berdzkir bersama mengingat Allah maka Allah akan mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih mulia di langit.

Langit mengenal nama-nama yang suka menyebut nama Allah . Semoga Allah mejadikan kita dalam kelompok mereka, kelompok orang yang banyak berdzikir . Orang yang banyak berzikir adalah orang-orang yang hatinya ditenangkan oleh Allah, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

( الرعد : 28 )

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” ( QS. Ar Ra’d : 28 )

Dengan mengingat Allah hati akan tenang, bagaimana hati akan tenang jika permasalahan dan kesedihan masih merundung kita, maka hal ini menunjukkan bahwa orang yang berdzikir akan tenang hatinya dan berarti akan diselesaikan permasalahannya. Perbanyaklah dzikir dalam segala aktifitas dan dimana pun berada, setiap kali ada kesempatan. Jika iseng untuk kirim sms dengan teman boleh-boleh saja di waktu senggang namun tetap sambungkan hati dengan Allah, sehingga hati bergetar mengingat-Nya . Dan ingatlah detik-detik saat namamu dipanggil menghadap-Nya “Fulan bin fulan maju kehadapan Allah”.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sampailah kita pada hadits yang kita baca tadi dan mengingatkan pada firman Allah subhanahu wata’ala :

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ ، فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ ، إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

( الكوثر : 1-3 )

“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni'mat yang banyak, maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah, sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus “ ( QS. Al Kautsar : 1-3 )

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “ saat aku berada di surga ( di malam mi’raj ) , aku melihat telaga yang sangat indah dikelilingi kubah-kubah mutiara yang berlorong-lorong dan tanahnya adalah minyak wangi yang terharum”, mungkin akal tidak menerima bagaimana tanahnya berupa minyak wangi?, sungguh tidak terlintas dalam fikiran kita karena pijakan kaki pastilah berupa tanah atau benda keras, namun disini pijakan kakinya adalah minyak wangi. Bisa tenggelam dong? tidak akan tenggelam, dengan kehendak Allah air. Diriwayatkan oleh Al Imam Ibn Hajar Asqalany dalam Fathul Bari bisyarah Shahih Al Bukhari, berkaitan dengan hal ini beliau menukil riwayat lain dari sayyidina Anas bin Malik beliau berkata : “ Wahai Rasulullah ,aku memohon syafaat kepadamu” , maka Rasulullah berkata : “ Engkau akan bertemu denganku di mizan”. Rasulullah menunggu ummatnya di timbangan amal untuk memberikan syafaat, jika timbangan dosanya lebih berat dari amalnya maka akan diringkan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan sayafaatnya . Kemudian sayyidina Anas bin Malik berkata : “ wahai Rasulullah, jika aku selamat di mizan lalu bermasalah di tempat yang selanjutnya?”, maka Rasulullah menjawab : “ Aku juga akan berada di jembatan shirat saat ummatku melintas”. Dalam sebuah riwayat yang tsiqah setiap ummat nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam akan terjatuh ke jurang api neraka, rasulullah memegang tangannya, namun jika dia adalah pendosa besar yang belum sempat bertobat sebelum wafat, maka orang itu yang akan melepaskan tangan nabi sehingga ia pun terjerumus kea pi neraka. Maka sayyidina Anas bin Malik berkata : “ Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan kesulitan di alam selanjutnya maka dimana aku akan menemuimu?” Rasulullah menjawab : “aku berada di telaga haudh”, yang mana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

أَنَا فَرَطُّكُم عَلَى الْحَوْضِ مَنْ وَرَدَ شَرِبَ مِنْهُ، وَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ لاَيَظْمَأُ بَعْدَهُ اَبَدًا

“Aku akan mendahuluimu datang di haudh siapa yang mendatanginya ia pasti akan minum darinya, dan siapa yang meneguknya ia tak akan haus selama-lamannya dan akan datang kepadaku beberapa kelompok yang sudah aku kenali mereka, lalu mereka dihalau dariku.”

Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang telaga Kautsar : “ Aku melihat cangkir-cangkir yang mengitari telaga Al Kautsar yang jumlahnya lebih banyak dari bintang di langit”. Kita mengetahui bahwa galaksi Bimasakti tempat bumi ini terdapat lebih dari 200 miliyar planet , dan galaksi itu jumlahnya mencapai milyaran, maka berapa jumlah cangkir yang mengitari telaga Al Kautsar milik sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam riwayat yang tsiqah disebutkan bahwa jika satu cangkir pecah, dan pecahan cangkir itu jatuh ke bumi maka pecahan itu jauh lebih indah dan lebih berharga dari segala perhiasan yang ada di bumi. Terdapat dua pendapat tentang riwayat ini, yang pertama mengatakan bahwa telaga Kautsar berada di dalam surge, dan ini adalah pendapat yang lebih kuat, dan pendapat yang kedua mengatakan telaga Kautsar berada di surga dan bersambung dengan telaga Haudh yang berada di luar surge. Maka Al Imam Ibn Hajar memadukan dua pendapat ini dan berkata bahwa telaga Haudh adalah telaga dari telaga Al Kautsar yang ada di dalam surga dan bersambung hingga sampai ke telaga Haudh. Jadi telaga Haudh posisinya di luar surga tetapi airnya bersambung hingga ke dalam surga yaitu telaga Al Kutsar. Sedangkan telaga Haudh masih berada di luar surga karena di saat itu ada orang yang terusir dari telaga Haudh sehingga ia dijauhkan dari telaga Haudh dan tidak boleh meminumnya dan dia berada dalam kehinaan, hal itu menunjukkan bahwa telaga Haudh bukan berada di dalam surga. Telaga Kautsar airnya mengalir hingga ke luar surga dan itulah yang disebut telaga Haudh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, sungguh indahnya Allah dalam memuliakan nabi Muhammmad shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga beliau bersabda :

مَا بَيْنَ بَيْتِي وَمِنْبَرِي رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ وَمِنْبَرِي عَلَى حَوْضِي

“Tempat antara mimbarku dan rumahku adalah satu taman dari taman-taman surga. Dan mimbarku berada di atas telagaku.”

Demikian indahnya Raudhah As Syarif di Masjid An Nabawy di samping makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Diantara makam beliau ( makam beliau ) dan mimbar lama beliau adalah taman dari taman-taman surga, mereka yang pernah berangkat Haji atau Umrah mengetahuinya. Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany menjelaskan bahwa yang beribadah di tempat itu ia akan mendapatkan syafaat rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan jika sampai ke taman surga maka berarti pula telah masuk ke surga Allah subhanahu wata’ala. Bagi yang belum mempunyai kesempatan untuk berkunjung ke Raudhah As Syarif, meskipun jasad kita jauh namun jadikan hati kita selalu ingin berada di tempat itu, semoga Allah subhanahu wata’ala memasukkan kita dalam kelompok orang-orang yang beribadah di Raudhah As Syarif, di Masjid Al Haram dan tempat-tempat luhur lainnya, amin. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah makhluk yang paling dicintai Allah subhanahu wata’ala, dan beliau adalah makhluk yang paling mulia budi pekertinya, yang paling ramah, yang paling banyak tersenyum, jika beliau diundang oleh orang yang miskin maka beliau terburu-buru untuk segera datang, beliau tidak mau mnegcewakan perasaan siapa pun bahkan hewan pun tidak mau beliau mengecewakannya, demikian indahnya nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan dalam kitab Adab Al Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari ketika Rasulullah berkunjung kepada salah satu rumah kaum Anshar, ketika itu ada seekor burung yang berputar-putar sambil berkicau di atas kepala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan para sahabat ingin menangkapnya karena dianggap telah mengganggu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah berkata : “Siapa diantara kalian yang telah mengagetkan burung ini dengan mengambil telurnya?”, maka salah seorang sahabat berkata bahwa dia yang mengambil telur burung itu, maka Rasulullah memerintahkan untuk mengembalikannya. Tentunya seseorang diperbolehkan untuk mengambil telur seekor burung namun jika burung telah mengadu kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Rasulullah tidak akan mengecewakannya, sehingga telurnya pun kembali kepadanya, demikian indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah adalah manusia yang paling baik kepada semua makhluk, kepada manusia yang shalih, yang fasik, yang beriman dan yang tidak beriman, yang muslim atau yang non muslim, tidak ada orang yang lebih sopan dari sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Disebutkan dalam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa datang seorang pemuda kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengadukan dosa-dosanya, dan berkata : “wahai Rasulullah , berilah aku hukuman atas dosa-dosa yang telah aku perbuat”, namun Rasulullah hanya diam kemudian turunlah firman Allah subhanahau wata’ala :

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ

( هود : 114 )

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” ( QS. Hud : 114 )

Jika seseorang merasa memiliki banyak dosa maka perbanyakalah amal pahala, karena pahala itu akan menghapus dosa-dosanya. Jangan meremehkan pengampunan Allah, ketahuilah bahwa Allah paling mudah mengampuni dari semua makhluk-Nya, paling mudah memaafkan dari semua yang memaafkan, namun jangan meremehkan tawaran maaf Allah, karena jika Allah membalik hati kita untuk tidak lagi memohon maaf kepada-Nya maka kekallah kita dalam kehinaan, wal ‘iyadzubillah.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Dalam kemuliaan wanginya majelis-majelis dzikir, disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa perumpamaan orang yang duduk diantara orang-orang yang berdzikir dan berdoa bagaikan orang yang duduk dengan penjual minyak wangi, tidak membeli minyak wanginya namun ia mendapatkan aroma wanginya, sebaliknya orang yang duduk bersama orang yang sedang berbuat maksiat bagaikan orang yang duduk dengan seorang pandai besi yang sedang bekerja, dimana ia tidak menyentuh besinya, namun ia terkena percikan bara apinya. Maka duduk di mejelis seperti ini namanya akan diingat dan digemuruhkan oleh Allah subhanahu wata’ala ,duduk di majelis ini dilimpahi pengampunan oleh Allah subhanahu wata’ala, duduk di majelis ini mempercepat untuk mencapai tangga-tangga keluhuran dan meninggalkan dosa-dosa. Jika diantara kita masih ada yang belum mampu untuk menjalankan ajaran agama Islam dengan baik, masih sering meninggalkan shalat, masih belum mampu melakukan hal-hal yang diwajibkan dan meninggalakan hal-hal yang diharamkan, maka perbanyaklah doa kepada Yang Maha memberi kekuatan. Manusia adalah tempat kelemahan, tidak ada manusia yang tidak memiliki kesalahan, kecuali para nabi dan Rasul. Rasulullah adalah makhluk terindah dan panutan terindah yang diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala agar kita mencapai keindahan yang terindah yaitu keridhaan Allah subhanahu wata’ala dan memandang indahnya Allah subhanahu wata’ala. Ketika manusia berada di surga yang demikian indah dengan keindahan yang terus bertambah, Allah memanggil penduduk surga sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari :

يَا عِبَادِيْ أَلَا أُعْطِيْكُمْ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ ؟

“ Wahai hamba-hamba-Ku , maukah kalian Kuberi yang lebih baik dari itu ( surga yang megah dan indah) ? “

Maka hamba-hamba itu berkata :

ياَرَبِّ وَأَيُّ شَيْئٍ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ ؟

“ Wahai Allah , apalagi yang lebih baik dari itu ? “

Maka Allah menjawab :

أُحِلَّ عَلَيْكُمْ رِضْوَانِيْ فَلاَ أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أَبَدًا

“ Aku halalkan untuk kalian keridhaan-Ku dan Aku tidak akan murka kepada kalian selama-lamanya “

Keridhaan Allah ditawarkan di masa hidup kita, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam riwayat Al Imam Abu Daud bahwa siapa yang membaca :

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَ بِالإسْلاَمِ دِيْنًا وَ بِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَ رَسُوْلاً

"Aku ridha Allah sebagai Tuhan, Aku ridha Islam sebagai agama dan Aku ridha Muhammad sebagai Nabi dan utusan (Allah)”

Maka pastilah dia mendapatakan keridhaan Allah subhanahu wata’ala, mungkin kita memandang hal itu terlalu jauh,sebenarnya tidak demikian, jika kita ucapkan dan kita niatkan maka kita akan mendapatkannya, hanya godaan syaitan yang selalu menghampiri kita, mungkin syaitan berbisik : “jika engkau ridha Allah sebagai Tuhanmu maka kau harus melakukan semua yang diperintahkan dan tidak ada yang ditinggalakan, jika tidak, maka jangan mengucapkan Aku ridha Allah menjadi tuhanku” . Bagaimana kita tidak ridha Allah menjadi Tuhan kita?! Jika kita tidak ridha jika Allah menjadi tuhan kita maka tentunya kita akan menyembah tuhan yang lain, namun jika kita menyembah Allah berarti kita ridha Allah menjadi Tuhan kita. Begitujuga jika kita tidak ridha kepada Islam sebagai agama kita maka tentunya kita akan keluar dari Islam , dan jika kita ridha kepada nabi Muhammad sebagai nabi kita maka kita akan memilih nabi lain, namun hal ini adalah tangga yang pertama, semakin dalam cintamu kepada Allah, Rasulullah dan kepada Islam, maka semakin tinggi keluhuranmu.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Saya tidak berpanjang lebar, sekalian mau pamit malam ini malam ini saya akan berangkat ke Dubai penerbangan jam 00.30 WIB untuk menghadap guru mulia Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, kemudian menuju ke Kairo lalu ke Madinah Al Munawwarah selanjutnya ke Tarim Hadramaut, Insyaallah hari Sabtu atau Minggu sudah tiba di Jakarta. Dan selama saya tidak di Jakarta, Majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tetap berjalan dan banyak guru-guru yang akan menggantikan saya untuk hadir di majelis-majelis ini, maka saya titipkan majelis ini kepada jamaah, jangan sampai seperti kejadian di zaman nabi Musa, dimana ketika nabi nya pergi pengikutnya kacau balau, maka saya harap tidak terjadi seperti itu. Selanjutnya kita berdoa bersama semoga Allah subhanahu wata’ala memberikan keselamatan bagi yang akan berangkat safar untuk Umrah dank e Madinah kemudian perjumpaan dengan Al Allamah Al Arif billah Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafizh, dan yang disini semoga selalu dalam penjagaan Allah subhanahu wata’ala…

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ.

Selanjutnya qasidah Muhammadun kemudian doa penutup dan talqin oleh guru kita Al Habib Hud bin Muhammad Baqir Al Atthas, yatafaddhal Masykuraa.
Selanjutnya..